Halaman

Minggu, 16 Oktober 2016

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Diskusi kelas merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas. Diskusi model ini meniscayakan adanya proses bertukar pikiran antara siswa dengan siswa atau antara guru dengan siswa dengan aturan-aturan tertentu yang harus yang disepakati dan mengikat secara bersama-sama. Model pembelajaran ini bersifat interaktif dan kolaboratif sehingga mampu secara efektif memberdayakan potensi-potensi kognisi dan afeksi siswa menjadi pribadi-pribadi yang kritis, demokratis, toleran dan dewasa menghadapi persoalan-persoalan yang dihadapi. Bagi guru, model pembelajaran ini dapat meningkatkan tingkat kreatifitas dan inovasi dirinya. Karena seorang guru yang menggunakan model pembelajaran ini dituntut mengelola jalannya diskusi secara dialektis sehingga dibutuhkan rencana dan persiapan yang detil dan matang.
 Model pembelajaran ini selain memiliki kelebihan, juga memiliki kekurangan. Namun, dibanding kelemahannya, model pembelajaran ini lebih banyak mengandung kelebihan sehingga sangat tepat untuk dipergunakan dalam mengelola pembelajaran di kelas untuk menghindari cara-cara konvensional dan ketinggalan jaman dalam pembelajaran.


B.  Rumusan Masalah
1.    Apa ruang lingkup model pembelajaran diskusi kelas ?
2.    Apa implementasi pembelajaran diskusi kelas ?
C.  Rumusan Masalah
1.    Untuk mengetahui ruang lingkup model pembelajaran diskusi kelas.
2.    Untuk mengetahui implementasi pembelajaran diskusi kelas.












BAB II
PEMBAHASAN
1.    Ruang Lingkup Model pembelajaran Diskusi
Diskusi adalah tukar pendapat untuk memecahkan suatu masalah atau mencari kebenaran, atau pertemuan ilmiah yang di dalamnya dilakukan tanya  jawab guna membahas suatu masalah. Diskusi, dalam konteks pembelajaran di kelas, merupakan sebuah proses tukar pikiran antara guru dan siswa atau antara siswa dan siswa lainnya. Diskusi dapat terjadi dalam kelompok kecil maupun kelompok besar dan hasil akhir tidak harus berupa keputusan, tapi dapat pula untuk memperjelas permasalahan.
 Diskusi kelas (classroom discussion) berarti diskusi yang diselenggarakan dalam kelas dan melibatkan guru serta para siswa yang menjadi peserta diskusi. Dalam diskusi kelas pada umumnya gurulah yang menentukan tujuan diskusi. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan atau merumuskan informasi di akhir diskusi.[1]
Diskusi merupakan kegiatan tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur. Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas interaksi antara peserta didik. Tujuannya ialah untuk memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, disamping untuk mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan bersama.[2]
Metode pembelajaran diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi  kesempatan kepada para siswa(kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatife pemecahan suatu masala.dengan demikian metode pembelajaran diskusi dapat dikatakan sebagai metode partisipatif dan juga termasuk metode kooperatif. Inti dari penerapan model pembelajaran yang baik ialah pertukaran informasi, gagasan, dan pendapat dalam diskusi yang terbuka dan provokatif. Diskusi sebagai sebuah metode pembelajaran sangat ideal bagi pembelajaran aktif dan merupakan salah satu perangkat paling berharga dalam perbendaharaan perangkat yang dimiliki pendidik. Sebuah diskusi take and give yang baik dapat menghasilkan pengalaman belajar yang tiada tara ketika para siswa mengartikulasikan ide-ide mereka, merespon pikiran teman sekelas, dan membangun ketrampilan dalam mengevaluasi diri sendiri dan posisi orang lain.
Meskipun demikian, mengajak siswa berpartisipasi dalam sebuah diskusi yang baik adalah pekerjaan sulit. Jika siswa sudah duduk pasif sambil mendengarkan pelajaran, banyak yang kemudian cenderung terus duduk pasif dan mendengarkan dengan pasif ketika pelajaran berganti ke diskusi, mendengarkan dengan tenang beberapa teman mereka yang memberikan komentar. Diskusi yang baik menuntut partisipan untuk ikut berbicara dan mengatakan apa yang mereka pikirkan, rasakan, serta yakini, dan banyak siswa yang enggan untuk mengambil resiko ini. Sebagian siswa takut dipermalukan di depan umum jika mereka memberikan komentar yang dianggap konyol dan salah.
Metode diskusi berbeda dari metode ceramah. Dalam metode diskusi peran guru tidak begitu dominan. Guru biasanya hanya memberikan pengarahan terhadap jalannya diskusi dan membantu menyimpulkan hasil diskusi yang dilakukan siswa. Karenanya diskusi mengandung unsur-unsur demokratis. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan ide-ide mereka sendiri. Tiap siswa diharapkan memberikan sumbangan pendapat sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina bersama, kelompok akan maju dari satu pemikiran ke pemikiran yang lain, langkah demi langkah sampai kepada paham terakhir sebagai hasil karya bersama.Sebagaimana metode-metode pembelajaran yang lain, metode diskusi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan metode ini antara lain :
a.Mendorong siswa berpikir kritis
b.Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas
 c.Mendorong siswa mengembangkan pikirannya untuk memecahkan masalah bersama,
d.Mengambil satu alternatif jawaban/beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbanga yang seksama,
 e.Membiasakan peserta didik suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri,
  f. Membiasakan bersikap toleran.
kelebihan metode diskusi dapat dijelaskan sebagaimana berikut :
a.  Menyadarkan anak didik bahwa ada masalah yang dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan atau satu  jawaban saja.
b.  Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif dan dapat diperoleh suatu keputusan yang lebih baik.
c. Membiasakan peserta didik suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri, serta membiasakan bersikap toleran.
d. Menimbulkan kesanggupan pada anak didik untuk merumuskan pikirannya secara terstruktur dan dalam bentuk yang dapat diterima oleh orang lain.[3]
Tujuan diskusi kelas tidak hanya mengasah kemampuan kognitif tingkat dasar melainkan juga kemampuan kognitif tingkat lebih tinggi, diantaranya :
a.    Membahas materi, permasalahan, atau ide-ide agar siswa mengetahui atau memahami pokok masalah.
b.    Mencari jalan keluar atau alternatif penyelesaian atas masalah agar siswa mempertimbangkan, mengevaluasi, merancang, menyimpulkan atau merumuskan pokok pikiran atau tindakan.



Kelemahan Metode Diskusi :
a. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara;.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
Enam model pembelajaran terbaik untuk diskusi kelas yang akan diuraikan berikut dapat memecah kebekuan diantaranya:
1. Tink Pair Share; adalah teknik dimana siswa berpikir secara individu selama beberapa menit, kemudian berdiskusi dan membandingkan tanggapan mereka dengan pasangannya sebelum berbagai keseluruh kelas. Model ini digunakan khususnya untuk memersiapkan siswa agar lebih berpartisipasi secara lebih utuh dan efektif dalam sebuah diskusi kelas 
2. Round Robin: teknik dimana siswa memunculkan gagasan dan berbicara secara berurutan dari siswa yang satu ke siswa berikutnya. Digunakan khususnya untuk menyusun sesi sumbang saran dan memastikan bahwa semua mahasiswa ikut berpatisipasi 
3. Model Buzz Group: mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang ada hubungannya dengan pelajaran secara informal dalam kelompok kecil. Secara khusus digunakan untuk mengumpulkan banyak informasi dan gagasan dalam waktu singkat untuk persiapan dan mengembangkan diskusi kelas 
4. Talking Chips: adalah teknik dimana siswa berpatisipasi dalam diskusi kelompok dan menyerahkan sebuah tanda setiap kali mereka berbicara. Digunakan khsusunya untuk memastikan partisipasi yang sewajarnya 
5. Three-Step-Interview: adalah teknik dimana siswa saling mewancarai satu sama lain dan melaporkan apa yang mereka pelajari kepada pasangan lainnya. Digunakan khususnya untuk membantu siswa menghubungkan dan mengembangkan ketrampilan berkomunikasi 
6. Critical Debates: yakni dimana siswa mengasumsikan dan membuktikan satu sisi dari sebuah persoalan yang berlawanan dengan pandangan-pandangan pribadi mereka. Secara khusus digunakan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan mendorong siswa untuk menantang asumsi yang sudah mereka miliki.
2. Implementasi Pembelajaran Diskusi Kelas
Langkah-langkahPenggunaanMetodeDiskusi
Agar penggunaanmetodediskusiberhasildenganefektif, makaperludilakukanlangkah-langkahsebagaiberikut:
  1.LangkahPersiapan
a. Merumuskantujuan yang ingindicapai, baiktujuan yang bersifatumummaupuntujuankhusus.Tujuan yang ingindicapaimestidipahamiolehsetiappesertadidiksebagaipesertadiskusi.Tujuan yang jelasdapatdijadikansebagaikontroldalampelaksanaan.
  b. Menentukanjenisdiskusi yang dapatdilaksanakansesuaidengantujuan yang ingindicapai.
c.Menetapkanmasalah yang akandibahas. Masalahdapatditentukandariisimateripembelajaranataumasalah-masalah yang aktual yang terjadi di lingkunganmasyarakat yang dihubungkandenganmateripesertadidikansesuaidenganbidangstudi yang diajarkan.
d. Mempersiapkansegalasesuatu yang berhubungandenganteknispelaksanaandiskusi.
2.PelaksanaanDiskusi
Beberapahal yang perludiperhatikandalammelaksanakandiskusiadalah:
a.       Memeriksasegalapersiapan yang dianggapdapatmempengaruhikelancarandiskusi
b.      Memberikanpengarahansebelumdilaksanakandiskusi, misalnyamenyajikantujuan yang ingindicapaisertaaturan-aturandiskusisesuaidenganjenisdiskusi yang akandilaksanakan
c.       Melaksanakandiskusisesuaidenganaturan main yang telahditetapkan. Dalampelaksanaandiskusihendaklahmemperhatikansuasanaatauiklimbelajar yang menyenangkan
d.      Memberikankesempatan yang samakepadasetiappesertadiskusiuntukmengeluarkangagasandan ide-idenya
e. Mengendalikanpembicaraankepadapokokpersoalan yang sedangdibahas.Hal inisangatpenting, sebabtanpapengendalianbiasanyaarahpembahasanmenjadimelebardantidakfokus.
3.MenutupDiskusi
Akhirdan proses pembelajarandenganmenggunakanmetodediskusihendaklahdilakukanhal-halsehagaiberikut:
a.     Membuatpokok-pokokpembahasansebagaikesimpulansesuaidenganhasildiskusi
b.    Mereviewjalannyadiskusidenganmemintapendapatdariseluruhpesertasebagaiumpanbalikuntukperbaikanselanjutnya
Syarat-syaratMetodeDiskusi
Adapunsyarat-syaratpelaksanaanmetodediskusiadalah:
1.   Pendidikmenguasaimasalah yang didiskusikansecarautuh
2.   Pokok-pokokmasalah yang didiskusikan agar dipersiapkanlebihawal.
3.  Memberikankesempatansecarabebaskepadapesertadidikuntukmengajukan  pikiran, pendapatataukritikannya
4.   Masalah yang didiskusikandiusahakan agar tetappadapokoknya.
Macam-MacamDiskusi
1.Diskusi Informal
Diskusiiniterdiridarisatudiskusi yang pesertanyaterdiridaripesertadidik yang jumlahnyasedikit.Peraturan-peraturannyaagaklonggar.Dalamdiskusi informal inihanyaseorang yang menjadipimpinan, tidakadapembantu-pembantu, sedangkan yang lain-lainyahanyasebagaianggotadiskusi.
 2.Diskusi Formal
 Diskusi ini banyak digunakan dalam forum-forum yang bersifat formal, misalnya dalam rapat lembaga perwakilan rakyat. Para pembicara dan pembanding atau pemimpin forum telah diatur. Dimana dia berbicara dan berapa lama dia diperkenankan berbicara diatur secara bergiliran. Formalitas ini perlu demi ketertiban diskusi itu.[4]Diskusiiniberlangsungdalamsuatudiskusi yang serbadiaturdanpimpinansampaidengananggotakelompok.Diskusidipimpinolehseorang guru atauseorangpesertadidik yang dianggapcakap.Karenasemuatalahdiatur, maka para anggotadiskusitidakdapatbegitusajaberbicara. (berbicaraspontan), semuaharusdiaturmelaluiaturan yang dipegangolehpimpinandiskusi, diantaranyaialah:
1) Adanyapartisipasipesertadidik yang terarahterhadappesertadidiktersebut.
2) Pesertadidikharusberpikirsecarakritis, tidaksembarangbicara.
3) Pesertadidikmeningkatkankeberanian.
3.  Diskusi panel
Diskusi panel adalahpembahasansuatumasalah yang dilakukanolehbeberapa orang panulis yang biasanyaterdiridan 4-5 orang.Diskusijugadapatdiikutiolehbanyakpesertadidiksebagaipeserta, yang dibagimenjadipesertaaktifdanpesertatidakaktif.Pesertaaktifyaitulangsungmengadakandiskusi, sedangkanpesertadidikaktifadalahsebagaipendengar.



4.Diskusi symposium
Diskusisimposiumadalahmetodemengajardenganmembahassuatupersoalandipandangdariberbagaisudutpandangberdasarkankeahlian.Simposiumdilakukanuntukmemberikanwawasan yang luaskepadapesertadidik.Setelah para penyajimemberikanpandangannyatentangmasalah yang dibahas, makasimposiumdiakhirdenganpembacaankesimpulanhasilkerjatimperumus yang telahditentukansebelumnya. Dalamsimposium, masalah-masalah yang akandibicarakandiantarkanolehseorangataulebihpembicaradandisebutpemrasaran. Pemrasaranbolehberpendapatberbeda-bedaterhadapsuatumasalah, sedangkanpesertabolehrnengeluarkanpendapatmenanggapi yang telahdikemukakanolehpemrasaran.
5.Diskusi ceramah
Bentuk pengajaran kelompok ini merupakan kombinasi antara metode ceramah dan metode diskusi, tetapi yang memberikan ceramah dan mendiskusikannya adalah para siswa sendiri. Prosedur yang ditempuh dimulai dari penugasan kepada seorang atau satu tim untuk mempersiapkan ceramah. Pada waktu yang telah ditetapkan, siswa yang bersangkutan menyampaikan materi ceramahnya kepada kelas. Selanjutnya materi itu dibahas bersama dalam forum diskusi kelas yang bersangkutan, dan akhirnya kelas mengambil kesimpulan. Dalam urutan kegiatan tersebut sudah tentu guru berperan sebagai sumber informasi, terutama bila ada pertanyaan atau masalah yang tak dapat dijawab dengan baik oleh penceramah. Lagipula, mungkin guru merasa perlu memberikan penegasan dan penjelasan yang lebih mantap kepada kelas berkenaan dengan materi yang telah diceramahkan.[5]
















BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Metodeadalahsuatucara yang sistematisdalammenyampaikanpengetahuandanfungsinyamerupakanalatuntukmencapaitujuan.metodepembelajaranadalahcara yang digunakandalam proses belajarmengajaruntukmenyampaikanmateripembelajarandariseorang guru kepadasiswadalamrangkapencapaiantujuan yang diharapkan. Dalamdefinisitersebutterkandungmaknabahwadalampenerapannyaadakegiatanmemilih, menetapkan, menggunakandanmengembangkanmetode yang optimal untukmencapaihasil yang diinginkan.Sedangkandiskusiadalah kata yang berasaldaribahasa Latin yaitu “discussus” yang mempunyaiartimemeriksadanmenyelidiki.Dalampengertianumumdiskusiadalahsuatu proses yang melibatkanduaataulebihindividu yang berintegrasisecaravarbaldansalingberhadapanmukamengenaitujuanatausasaran  yangsudahtertentumelaluicaratukarmenukarinfomasi, mempertahankanpendapatdanmemacahkanmasalah.
B.  Saran
Demikianlah penyusunan makalah ini, kami berharap dengan adanya penyusunan makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat sehingga menjadikan kita manusia yang senantiasa beriman kepadanya. Jika terdapat beberapa kesalahan dalam penyusunan makalah ini kami memohon maaf yang sebesar-besarnya karena tidak ada yang sempurna di muka bumi ini, dan jika terdapat beberapa hal yang mampu untuk diberi masukan dan lain-lain, kami memohon untuk memberi masukan, dan saran sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik lagi.















REFERENSI
Gulo W, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo Persada,
2002.
Hamalik . Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo Offset, 2010.
Hendrikus, Retorika : Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi. Yogyakarta : Kanisius,
1991.
Roestiyah, Didaktik Metodik . Jakarta : Bumi Aksara,
1994.




[1]Hendrikus, P. Dori Wuwur, Retorika : Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi(Yogyakarta : Kanisius, 1991) h. 34.

[2]Gulo W, Strategi Belajar Mengajar(Jakarta : Grasindo Persada, 2002), h. 67.

[3]Roestiyah, Didaktik Metodik (Jakarta : Bumi Aksara, 1994) ,h. 54.

[4] Oemar, Hamalik. Psikologi Belajar dan Mengajar (Bandung : Sinar Baru Algensindo Offset 2010 ),h.159.
[5] Oemar, Hamalik. Psikologi Belajar dan Mengajar (Bandung : Sinar Baru Algensindo Offset 2010 ),h.159. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar