Halaman

Minggu, 16 Oktober 2016

MAKALAH PENDEKATAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN PAI BERBASIS TIK
“MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM : TEORI OTAK KIRI KANAN, GAYA BELAJAR (AUDITORY, VISUAL, KINESTETIK)”


Oleh:

RADHIAH
NIM: 16.0211.003




PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI AGAMAH ISLAM NEGERI
 (STAIN) PARE-PARE
TAHUN 2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan. Perkembangan di bidang pendidikan merupakan sarana dan wadah dalam pembinaan sumber daya manusia, oleh karena itu pendidikan perlu mendapatkan perhatian dalam penanganan baik dari pemerintah, masayarakat, dan keluarga.
Sekolah dalam kaitannya dengan pendidikan, sebaiknya dijadikan tempat untuk mencari, mengembangkan dan membekali siswa dengan berbagai kompetensi yang sesuai. Kompetensi yang didapat tersebut bertujuan agar siswa dapat menyesuaikan dirinya dengan perubahan diberbagai bidang. Demikian pula deengan proses belajar di sekolah, hendaknya proses tersebut dapat membuat siswa belajar untuk berpartisipasi aktif dengan konsep-konsep dan prinsip pembelajaran. Melalui partisipasi aktif diharapkan mereka memperoleh pengalaman melalui eksperimen yang memungkinkan mereka untuk menemukan prinsip itu sendiri.
Proses pembelajaran idealnya menjadikan siswa aktif dengan cara yang variatif, menyenangkan dan tidak monoton. Pembelajaran yang baik dapat menjadikan siswa beranggapan bahwa belajar adalah sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi. Mereka seharusnya merasa rindu untuk belajar di manapun mereka berada dan kapanpun mereka memiliki waktu luang. Pembelajaran harusnya merupakan sebuah proses komunikasi yang tidak hanya bersifat satu arah. Disamping itu perlu juga mengembangkan proses pembelajaran dengan menggunakan teknologi untuk menjadikan pembelajaran yang variasi dan kreatif sehingga peserta didik memiliki motivasi dan semangat untuk terus belajar, khususnya pada pelajaran pendidikan agama islam.


B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah tersebut dapat diidentifikasi antara lain :
1. Bagaimana model pembelajaran quantum : teori otak kiri kanan, gaya belajar (auditory, visual, dan kinestetik) dalam pembelajaran PAI yang berbasis teknologi ?
2. Bagaimana teori otak kiri kanan dalam pembelajaran PAI yang berbasis teknologi ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan utama penulisan makalah ini adalah sebagai beriut :
1. Untuk mengetahui model pembelajaran quantum : teori otak kiri kanan, gaya belajar (auditory, visual, dan kinestetik)dalam pembelajaran PAI berbasis TIK.
2. Untuk mengetahui teori otak kiri kanan dalam pembelajaran PAI yang berbasis teknologi.















BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran Quantum : Teori Otak Kiri Kanan, Gaya Belajar (Auditory, Visual, dan Kinestetik) Dalam Pembelajaran PAI Berbasis TIK.
1. Model pembelajaran quantum
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
Dalam teknik belajar dan pembelajaran pengertian quantum dapat diartikan yaitu mendorong terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan fasilitas belajar lainnya secara terarah sesuai dengan karakteristik diri, potensi, dan kebutuhan individual siswa guna mengerahkan seluruh energinya untuk mencapai kegemilangan dalam belajar. Quantum Learning  adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif di sekolah dan bisnis untuk semua tipe orang dan segala usia.
Bobbi Deporter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas. Model quantum ini berakar  dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia). Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti memengaruhi hasil situasi belajar. Setiap detail apa pun memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif, beberapa teknik digunakan. Para murid didalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik dipasang, partisipasi  mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar yang menonjolkan informasi, ditempel dan menyediakan guru-guru terlatih baik dalam seni pengajaran sugestif.
Prinsip suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning, pemercepatan belajar, yakni proses belajar yang memungkinkan siswa belajar  dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Suasana belajar yang efektif diciptakan melalui campuran antara lain unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir positif, dan emosi yang sehat.
Quantum Learning merupakan pengubahan berbagai interaksi yang ada pada momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Pembelajaran quantum merupakan upaya pengorganisasian bermacam-macam interaksi yang ada disekitar momen belajar. Pembelajaran dikiaskan sebagai suatu situasi yang terdiri dari berbagai alat musik sebagai unsurnya dan guru merupakan konduktor sebuah simponi yang indah bagi semua orang dikelasnya.
Quantum teaching adalah  badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitasi supercamp. Quantum teaching merangkaikan yang paling baik dan yang terbaik menjadi sebuah paket multisensori, multikecerdasan, dan kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami dan kemampuan murid untuk berprestasi. Sebagai sebuah pendekatan belajar yang segar, mengalir, praktis, dan mudah diterapkan, quantum teaching menawarkan suatu sintesis dari hal-hal yang dicari apakah itu cara-cara baru untuk memaksimalkan dampak usaha pengajaran melalui perkembangan hubungan, penggubahan belajar, dan penyampaian kurikulum.
Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum teaching dengan demikian adalah penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada didalam dan disekitar momen belajar.  Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi  ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.
Asas utama pembelajaran quantum adalah “bawalah dunia mereka kedunia kita, antarkan dunia kita kedunia mereka”. Dari asas tersebut tersirat bahwa untuk melaksanakan suatu pembelajaran diperlukan pemahaman yang cukup tentang audience. Dengan begitu akan memudahkan semua proses pembelajaran itu sendiri. Pemahaman itu amat penting karena setiap manusia memiliki dina mikanya  sendiri. Siswa sebagai manusia telah dibekali dengan berbagai potensi untuk berkembang.
“Bawalah dunia mereka, kedunia kita, dan antarkan dunia kita kedunia mereka”. Maksudnya yaitu mengingatkan kita pada pentingnya memasuki dunia murid sebagai langkah pertama. Untuk mendapatkan hak mengajar, pertama-tama, kita sebagai pengajar harus membangun jembatan autentik memasuki kehidupan murid. Sertifikat mengajar atau dokumen yang mengizinkan mengajar atau melatih hanya berarti bahwa memiliki wewenang untuk untuk mengajar. Mengajar adalah hak yang harus diraih, dan diberikan oleh siswa, bukan oleh kementerian pendidikan. Belajar dari segala defenisinya adalah kegiatan  full-contack. Dengan kata lain, belajar melibatkan semua aspek kepribadian manusia-pikiran, perasaan, dan bahasa tubuh disamping pengetahuan, sikap, dan keyakinan sebelumya serta persepsi masa mendatang. Dengan demikian, karena belajar berurusan dengan orang secara keseluruhan, hak untuk memudahkan belajar tersebut harus diberikan oleh pelajar dan diraih oleh guru.
Jadi, masuki dahulu dunia mereka (para pembelajar). Mengapa ?karena tindakan ini akan memberi seorang guru izin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Bagaimana caranya ? Dengan mengaitkan apa yang diajarkan pada sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, guru akan dapat membawa mereka kedalam dunia guru, dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa quantum teaching adalah bagaimana seorang pendidik untuk memberi motivasi atau jalan agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan menarik perhatian peserta didik, sebagaimana yang diketahui didalam ayat Al-Qur’an dikatakan : QS Al-Alaq/ 01

       
Terjemahnya :
1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa Allah SWT memerintahkan untuk membaca dalam hal ini malaikat jibril mengulang kata “bacalah” sebanyak tiga kali kepada Rasululullah SAW, ini membuktikan bahwa membaca atau dalam hal ini belajar merupakan hal terpenting dan untuk meningkatkan suatu proses pembelajaran dilihat dari seberapa menariknya pembelajaran itu terhadap peserta didik dan itu bisa dimulai dari pemberian motivasi dan bagaimana metode yang mampu untuk menarik perhatian. Sebagaimana istri Nabi memberi motivasi saat Nabi menerima wahyu dan berselimut dengan menggigil, Siti Khadijah memberi nasehat berupa sebuah motivasi kepada Nabi hingga akhirnya beliau merasa tenang, dan inilah yang menjadi dasar bahwa dalam suatu proses khusunya pembelajaran membutuhkan sesuatu yang mampu meningkatkan kinerja seorang pendidik dan bagaimana pendidik mampu meningkatkan  keinginan untuk membaca maupun belajar.

2. Prinsip quantum teaching
Dunia pendidikan akan semakin maju kedepannya. Oleh karena itu, quantum teaching akan membantu siswa dalam menumbuhkan minat siswa untuk terus belajar dengan semangat. Quantum teaching juga sangat menekankan pada pentingnya bahasa tubuh, seperti tersenyum, bahu tegak,kepala keatas, mengadakan kontak mata dengan siswa, dan lain-lain. Selain itu, ada beberapa prinsip quantum teaching, yaitu sebagai berikut :

a. Segalanya berbicara
Lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
b. Segalanya bertujuan
Siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang akan diajarkan.
c. Pengalaman sebelum pemberian nama
Otak kita berkembang pesat dengan adanya rangsangan kompleks, yang akan menggerakkan rasa ingin tahu. Oleh karena itu, proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.
d. Akui setiap usaha
Menghargai usaha siswa sekecil apapun. Belajar mengandung resiko, belajar berarti melangkah keluar dari kenyamanan. Pada saat siswa mengambil  langkah ini. Mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
e. Jika layak dipelajari
Layak pula dirayakan, kita harus memberi pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan memberi tepuk tangan, berkata: bagus !, baik!, dan lain-lain.
3. Aspek-aspek quantum learning
a.    Lingkungan belajar
Cara menata prabotan, music yang diapasang, penataan cahaya, dan bantuan visual di dinding. Semua merupakan kunci bagi siswa yang menerapkan quantum learning untuk menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Jika penataan dilakukan secara baik maka akan menghasilkan sikap belajar yang positif, begitu juga sebaliknya jika penataan ruang dilakukan dengan kurang baik maka hal tersebut akan menghasilkan sikap  belajar yang tidak positif. Maka dengan hal tersebut lingkungan menjadi suatu sarana yang bernilai dalam membangan dan mempertahankan sikap positif. Dan mengatur lingkungan ini merupakan langkah awal yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar secara menyeluruh.
Unsur-unsur yang dapat diperhatikan dalam menciptakan lingkungan yang nyaman adalah:
1)      Tempat
Tempat belajar diusahakan tersendiri, usahakan tempat belajar dapat membuat siswa tidak terganggu oleh gangguan lain diluar kegiatan belajar mengajar. Begitupun halnya dengan belajar dirumah usahakan memiliki ruangan tersendiri untuk belajar atau kalaupun tidak ada dapat mencari ruang disudut kemudian menyekatnya.
2)      Pencahayaan
Masalah pencahayaan ini sangatlah penting, pencahayaan harus cukup agar tidak melelahkan mata, namun pada dasarnya hal ini kembali keselera karena ada individu yang menyukai membaca dimana pencahayaannya hanya terfokus pada objek yang sedang dibaca atau juga pencahayaannya seimbang antara tempat sekitar dia membaca dengan objek yang di abaca.
3)      Musik
Musik sangat penting dalam quantum learning, karena sebenarnya music berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis. Selama melakukan pekerjaan mental yang terasa berat, tekanan darah dan denyut jantung cendrung meningkat, gelombang-gelombang otak meningkat dan otot menjadi tegang. Maka dengan music dapat merelaksasi hal tersebut sehingga otot-otot mengendur.
4. Penerapan Quantum Learning Dalam Pembelajaran
Langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui konsep Quantum Learning dengan cara:

a. Kekuatan Ambak
 Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan [3]. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan adanya motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa akan diberi motivasi oleh guru agar siswa dapat mengidentifikasi dan mengetahui manfaat atau makna dari setiap pengalaman atau peristiwa yang dilaluinya dalam hal ini adalah proses belajar.
b. Penataan lingkungan belajar
Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan lingkungan yang dapat membuat siswa merasa aman dan nyaman, dengan perasaan aman dan nyaman ini akan menumbuhlkan konsentrasi belajar siswa yang baik. Dengan penataan lingkungan belajar yang tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa.
c. Memupuk sikap juara
Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam belajar siswa, seorang guru hendaknya jangan segan-segan untuk memberikan pujian atau hadiah pada siswa yang telah berhasil dalam belajarnya, tetapi jangan pula mencemooh siswa yang belum mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini siswa akan merasa lebih dihargai.
d. Bebaskan gaya belajarnya
Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya belajar tersebut yaitu: visual, auditorial dan kinestetik. Dalam quantum learning guru hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar pada siswanya dan janganlah terpaku pada satu gaya belajar saja.
e. Membiasakan mencatat
Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika siswa tidak hanya bisa menerima, melainkan bisa mengungkapkan kembali apa yang didapatkan menggunakan bahasa hidup dengan cara dan ungkapan sesuai gaya belajar siswa itu sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan simbol-simbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh siswa itu sendiri, simbol-simbol tersebut dapat berupa tulisan.

f. Membiasakan membaca
Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Karena dengan membaca akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman, menambah wawasan dan daya ingat akan bertambah. Seorang guru hendaknya membiasakan siswa untuk membaca, baik buku pelajaran maupun buku-buku yang lain.
g. Jadikan anak lebih kreatif
Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba dan senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya.
h. Melatih kekuatan memori
Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga siswa perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik.

5. Gaya belajar (auditory, visual,dan kinestetik)
Gaya belajar seseorang adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, disekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika kita menyadari bagamana kita dan orang lain menyerap dan mengolah informasi, Kita dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah dengan gaya belajar kita sendiri. Beberapa sekolah dasar dan sekolah lanjutan di Amerika, para guru menyadari bahwa setiap orang mempunyai cara yang optimal dalam mempelajari informasi baru. Mereka memahami bahwa beberapa murid perlu diajarkan cara-cara yang optimal dalam mempelajari informasi baru. Mereka memahami bahwa beberapa murid perlu diajarkan cara-cara yang lain dari metode mengajar standar.
Jika murid-murid ini diajarkan dengan metode standar, kemungkinan kecil mereka dapat memahami apa yang diberikan. Mengetahui  gaya belajar yang berbeda ini telah membantu para guru dimanapun untuk dapat mendekati semua atau hampir semua murid hanya dengan menyampaikan informasi dengan gaya belajar yang berbeda-beda. na menyerap informasi dan mengolahnya, maka dapat menjadikan belajar menjadi lebih mudah. Guru dituntut untuk memahami gaya belajar dari murid-muridnya, hal ini tidak lain agar guru dapat memberikan model pembelajaran yang tepat bagi murid-muridnya sehingga prestasi belajar murid menjadi tinggi
a. Visual
Gaya belajar visual (visual learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya.
Pelajar visual kebanyakan menyukai membuat simbol dan gambar, hal ini akan memperdalam pemahaman mereka. Peta pikiran dapat menjadi alat yang bagus bagi para pelajar visual dalam mata pelajaran apapun, karena pelajar visual belajar terbaik saat mereka mulai dengan gambaran keseluruhan, melakukan tinjauan umum mengenai bahan pelajaran akan sangat membantu, membaca bahan secara sekilas, misalnya memberikan gambaran umum mengenai bahan secara sekilas, misalnya dengan memberikan gambaran umum mengenai bahan bacaan sebelum terjun kedalam perinciannya.
b. Auditory
Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bi sa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan.
Mendengarkan kuliah, contoh, dan berita serta mengulang informasi adalah cara-cara utama belajar mereka. Para pelajar auditorial mungkin lebih suka merekam pada kaset dari pada mencatat, karena mereka suka mendengarkan informasi berulang-ulang. Mereka mungkin mengulang sendiri dengan keras apa yang anda katakan. Mereka tentu saja menyimak, hanya saja mereka suka mendengarkannya lagi. Jika kita melihat mereka kesulitan dengan suatu konsep, bantulah mereka berbicara dengan diri mereka sendiri untuk memahaminya. Kita dapat membuat fakta panjang yang mudah diingat oleh siswa auditorial dengan mengubahnya menjadi lagu, dengan melodi yang sudah dikenal baik. Ada pelajar auditory yang suka mendengarkan musik sambil belajar, ada yang menganggapnya sebagai gangguan. Pelajar auditory harus diperbolehkan berbicara dengan suara perlahan pada diri mereka sendiri sambil bekerja.
c. Kinestetik
Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya, Pelajar-pelajar ini menyukai proyek terapan. Lakon pendek dan lucu terbukti dapat membantu. Para pelajar kinestetik suka belajar melalui gerakan, dan paling baik menghafal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap fakta. Tunjukkan caranya kepada mereka. Banyak pelajar kinestetik menjauhkan diri dari bangku, mereka lebih suka duduk dilantai, dan menyebarkan pekerjaan disekeliling mereka.
6. Pembelajaran PAI
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terenca dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertakwa, dan berkhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.
Pendidikan adalah proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efesien yang didalamnya tercakup transfer ilmu, transformasi nilai dan pembentukan kepribadian. Kata “Pendidikan” disini dirangkai dengan kata “Agama islam” sehingga Pendidikan Agama Islam berarti pendidikan mengenai seluruh aspek Agama Islam secara luas.
7. TI
Teknologi Informasi dilihat dari kata penyusunannya adalah teknologi dan informasi. Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan untuk bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Sedang informasi adalah pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu. Jadi, teknologi informasi adalah peralatan yang digunakan menyampaikan pemberitahuan , kabar atau berita tentang sesuatu. Secara mudahnya teknologi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengiriman ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan :
a. Lebih cepat
b. Lebih luas sebarannya, dan
c. Lebih lama penyimpanannya.

B. Teori Otak Kiri kanan Dalam Pembelajaran PAI yang Berbasis Teknologi
1. Teori otak kiri kanan
Teori otak kiri dan kanan ini merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran quantum. Otak kita dibagi menjadi dua bagian, yaitu otak kanan dan otak kiri. Kedua struktur ini sangat kompleks, akan tapi teori modern mengatakan bahwa masing-masing bagian ini berperan untuk berbagai macam jenis pemikiran. Sangat sulit untuk memisahkan kedua struktur otak ini, akan tetapi percobaan telah menunjukkan bahwa satu sisi bagian otak memiliki jenis pemikiran tertentu yang lebih banyak dari pemikiran sisi bagian otak yang lain.
Hal juga menunjukkan bahwa masing-masing dari kita lebih menyukai satu mode pemikiran daripada yang lain. Mengajar haruslah melibatkan otak kiri dan kanan siswanya. Jika tidak melibatkan kedua fungsi otak itu, ketidakseimbangan akan terjadi bagi diri siswa. Potensi salah satu otak itu akan lemah dan semakin lemah. Untuk itu, semua guru/dosen/trainer ketika mengajar haruslah menggunakan strategi pelibatan otak kiri dan kanan siswanya.
Otak manusia dibagi menjadi dua bagian yaitu otak kanan dan otak kiri dengan fungsi yang berbeda.Otak kanan diidentikkan tentang kreativitas, persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang, emosi, musik dan warna, berpikir lateral, tidak terstruktur, dan cenderung tidak memikirkan hal-hal yang terlalu mendetail.Sedangkan otak kiri biasa diidentikkan dengan rapi, perbedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan, logika, terstruktur, analitis, matematis, sistematis, linear, dan tahap demi tahap.
Perbedaan teori fungsi otak kanan dan otak kiri telah populer sejak tahun 1960.Seorang peneliti bernama Roger Sperry menemukan bahwa otak manusia terdiri dari 2 hemisfer (bagian), yaitu otak kanan dan otak kiri yang mempunyai fungsi yang berbeda. Atas jasanya ini beliau mendapat hadiah Nobel pada tahun 1981.Selain itu dia juga menemukan bahwa pada saat otak kanan sedang bekerja maka otak kiri cenderung lebih tenang, demikian pula sebaliknya.
Otak kanan berfungsi dalam perkembangan EQ (Emotional Quotient), seperti hal persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang, emosi, musik dan warna.Daya ingat otak kanan bersifat panjang (long term memory).Bila terjadi kerusakan otak kanan misalnya pada penyakit stroke atau tumor otak, maka fungsi otak yang terganggu adalah kemampuan visual dan emosi misalnya.
Otak kiri berfungsi sebagai pengendali IQ (Intelligence Quotient) seperti hal perbedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan dan logika.Daya ingat otak kiri bersifat jangka pendek (short term memory). Bila terjadi kerusakan pada otak kiri maka akan terjadi gangguan dalam hal fungsi berbicara, berbahasa dan matematika.
Walaupun keduanya mempunyai fungsi yang berbeda, tetapi setiap individu mempunyai kecenderungan untuk mengunakan salah satu belahan yang dominan dalam menyelesaikan masalah hidup dan pekerjaan. Setiap belahan otak saling mendominasi dalam aktivitas namun keduanya terlibat dalam hampir semua proses pemikiran.
Berdasarkan kekuatan fungsi masing-masing, berarti, kedua fungsi otak manusia itu sangat diperlukan dalam menghadapi hidup.Begitu pula, bagi siswa, pembiasaan penggunaan kedua fungsi otak itu sangat bermanfaat dalam perjalanan dirinya menuju kedewasaan. Dengan begitu, guru/dosen/Trainer dalam mengajar di kelas, metode apapun yang digunakan, sebaiknya berbasis otak kanan dan kiri.
Doug Hall mengatakan, dominasi kerja otak orang mempengaruhi kepribadian :
Si otak kanan : humoris, simple, menyenangkan, boros, lebih percaya intuisi, berantakan-kacau, ede = ekspresi diri, lebih memilih perasaan sebagai solusi masalah, suka bertualang, bermimpi besar, tukang sorak, “pelanggar aturan”, bebas, spontan.
Si otak kiri : serius, rumit, membosankan, hemat, lebih percayai fakta, rapi-terorganisir, ide = profitabilitas, lebih memilih keilmuan, hati-hati, berpengetahuan umum, pendukung diam, pembuat aturan, konservatif, mudah ditebak.
2. Pembelajaran PAI berbasis TIK
Istilah pembelajaran bermakna sebagai usaha untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan berbagai strategi, metode, dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.
Adapun pemanfaatan Teknologi Informasi untuk Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat dikelompokkan ke dalam tiga fungsi, yaitu (1) media pembelajaran mandiri/klasikal, (2) alat bantu (alat belajar) dalam proses pembelajaran, dan (3) sumber belajar/sumber data.            
a. Media Pembelajaran mandiri/klasikal, antara lain pemutaran film dan CD interaktif,  pertama, pemutaran film, guru dapat memilah jenis film yang ada yaitu film yang bersifat given artinya suatu paket judul film yang telah tersedia dan relevan dengan pembelajaran pendidikan Agama Islam.  Kedua, penggunaan CD interaktif lebih”Maju” dari pemutaran film, karena siswa dapat melakukan ”interaksi”  atau perlakuan terahdap program  yang ditawarkan pada CD, misalnya CD interaktif soal-jawab Pendidikan Agama Islam dikemas dalam bentuk permainan seperti dalam ”Who want to Be Millionare”. Madrasah/sekolah dalam hal ini guru Pendidikan Agama Islam harus memiliki koleksi film atau CD
interaktif yang terkait dengan materi Pendidikan Agama Islam interaktif yang terkait dengan materi Pendidikan Agama Islam sesuai kurikulum yang berlaku          
b. Teknologi Informasi yang dimanfaatkan untuk alat bantu pembelajaran yaitu, pemanfaatan softwere (komputer) untuk pemeblajarn Pendidikan Agama Islam. Beberapa contoh software pendidikan yang dikelan diantaranya; Computer Assisted Instruction (CAI) yang umumnya software ini sangat baik untuk keperluan remidial. Intelligent computer assited learning (ICAL), dapat digunakan untuk material atau konsep. Computer Assisted Training (CAT), Computer Assisted Design (CAD), Computer  Assisted Media (CAM) dan sebagainya.
c. Teknologi Informasi yang terkait sebagai sumber belajar (learning resurces) dalam bentuk internet dengan segala komponennya. Materi yang ditampilkan dalam sebauh eb yang terkait denagn pendidian Agama Islam dapat dilacak terlebih dahulu oleh guru dan dipraktekkan langsung oleh murid. Maksud pelacakan oleh guru agar materi atau informasinya relevan dengan tujuan kurikuler PAI.

























BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
Teori otak kiri dan kanan ini merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran quantum. Otak kita dibagi menjadi dua bagian, yaitu otak kanan dan otak kiri. Kedua struktur ini sangat kompleks, akan tapi teori modern mengatakan bahwa masing-masing bagian ini berperan untuk berbagai macam jenis pemikiran. Sangat sulit untuk memisahkan kedua struktur otak ini, akan tetapi percobaan telah menunjukkan bahwa satu sisi bagian otak memiliki jenis pemikiran tertentu yang lebih banyak dari pemikiran sisi bagian otak yang lain.
Gaya belajar seseorang adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, disekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika kita menyadari bagamana kita dan orang lain menyerap dan mengolah informasi, Kita dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah dengan gaya belajar kita sendiri.
B. Saran
Demikianlah penyusunan makalah ini,kami berharap dengan adanya penyusunan makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat sehingga menjadikan kita manusia yang senantiasa beriman kepadanya.Jika terdapat beberapa kesalahan dalam penyusunan makalah ini kami memohon maaf yang sebesar-besarnya karena tidak ada yang sempurna di muka bumi ini,dan jika terdapat beberapa hal yang mampu untuk diberi masukan dan lain-lain,kami memohon untuk memberi masukan,dan saran sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik lagi.




DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid, Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Bandung, Remaja Rosdakarya :
           2014.
Bobbi Deporter & Mike Hernacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Bandung : Kaifa,
            2002.
Bobbi Deporter, Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang Kelas ,BandunG : Kaifa,
           2001.
Muhammad Thobroni, Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional .Jakarta, Ar-Ruzz Media:          2013.
Muh.Siri Dangnga, Teori Belajar dan Pembelajaran Inovatif, Makassar : Sibuku,    2015.





BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Diskusi kelas merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas. Diskusi model ini meniscayakan adanya proses bertukar pikiran antara siswa dengan siswa atau antara guru dengan siswa dengan aturan-aturan tertentu yang harus yang disepakati dan mengikat secara bersama-sama. Model pembelajaran ini bersifat interaktif dan kolaboratif sehingga mampu secara efektif memberdayakan potensi-potensi kognisi dan afeksi siswa menjadi pribadi-pribadi yang kritis, demokratis, toleran dan dewasa menghadapi persoalan-persoalan yang dihadapi. Bagi guru, model pembelajaran ini dapat meningkatkan tingkat kreatifitas dan inovasi dirinya. Karena seorang guru yang menggunakan model pembelajaran ini dituntut mengelola jalannya diskusi secara dialektis sehingga dibutuhkan rencana dan persiapan yang detil dan matang.
 Model pembelajaran ini selain memiliki kelebihan, juga memiliki kekurangan. Namun, dibanding kelemahannya, model pembelajaran ini lebih banyak mengandung kelebihan sehingga sangat tepat untuk dipergunakan dalam mengelola pembelajaran di kelas untuk menghindari cara-cara konvensional dan ketinggalan jaman dalam pembelajaran.


B.  Rumusan Masalah
1.    Apa ruang lingkup model pembelajaran diskusi kelas ?
2.    Apa implementasi pembelajaran diskusi kelas ?
C.  Rumusan Masalah
1.    Untuk mengetahui ruang lingkup model pembelajaran diskusi kelas.
2.    Untuk mengetahui implementasi pembelajaran diskusi kelas.












BAB II
PEMBAHASAN
1.    Ruang Lingkup Model pembelajaran Diskusi
Diskusi adalah tukar pendapat untuk memecahkan suatu masalah atau mencari kebenaran, atau pertemuan ilmiah yang di dalamnya dilakukan tanya  jawab guna membahas suatu masalah. Diskusi, dalam konteks pembelajaran di kelas, merupakan sebuah proses tukar pikiran antara guru dan siswa atau antara siswa dan siswa lainnya. Diskusi dapat terjadi dalam kelompok kecil maupun kelompok besar dan hasil akhir tidak harus berupa keputusan, tapi dapat pula untuk memperjelas permasalahan.
 Diskusi kelas (classroom discussion) berarti diskusi yang diselenggarakan dalam kelas dan melibatkan guru serta para siswa yang menjadi peserta diskusi. Dalam diskusi kelas pada umumnya gurulah yang menentukan tujuan diskusi. Siswa dan guru bersama-sama menyimpulkan atau merumuskan informasi di akhir diskusi.[1]
Diskusi merupakan kegiatan tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur. Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas interaksi antara peserta didik. Tujuannya ialah untuk memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, disamping untuk mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan bersama.[2]
Metode pembelajaran diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi  kesempatan kepada para siswa(kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatife pemecahan suatu masala.dengan demikian metode pembelajaran diskusi dapat dikatakan sebagai metode partisipatif dan juga termasuk metode kooperatif. Inti dari penerapan model pembelajaran yang baik ialah pertukaran informasi, gagasan, dan pendapat dalam diskusi yang terbuka dan provokatif. Diskusi sebagai sebuah metode pembelajaran sangat ideal bagi pembelajaran aktif dan merupakan salah satu perangkat paling berharga dalam perbendaharaan perangkat yang dimiliki pendidik. Sebuah diskusi take and give yang baik dapat menghasilkan pengalaman belajar yang tiada tara ketika para siswa mengartikulasikan ide-ide mereka, merespon pikiran teman sekelas, dan membangun ketrampilan dalam mengevaluasi diri sendiri dan posisi orang lain.
Meskipun demikian, mengajak siswa berpartisipasi dalam sebuah diskusi yang baik adalah pekerjaan sulit. Jika siswa sudah duduk pasif sambil mendengarkan pelajaran, banyak yang kemudian cenderung terus duduk pasif dan mendengarkan dengan pasif ketika pelajaran berganti ke diskusi, mendengarkan dengan tenang beberapa teman mereka yang memberikan komentar. Diskusi yang baik menuntut partisipan untuk ikut berbicara dan mengatakan apa yang mereka pikirkan, rasakan, serta yakini, dan banyak siswa yang enggan untuk mengambil resiko ini. Sebagian siswa takut dipermalukan di depan umum jika mereka memberikan komentar yang dianggap konyol dan salah.
Metode diskusi berbeda dari metode ceramah. Dalam metode diskusi peran guru tidak begitu dominan. Guru biasanya hanya memberikan pengarahan terhadap jalannya diskusi dan membantu menyimpulkan hasil diskusi yang dilakukan siswa. Karenanya diskusi mengandung unsur-unsur demokratis. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan ide-ide mereka sendiri. Tiap siswa diharapkan memberikan sumbangan pendapat sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina bersama, kelompok akan maju dari satu pemikiran ke pemikiran yang lain, langkah demi langkah sampai kepada paham terakhir sebagai hasil karya bersama.Sebagaimana metode-metode pembelajaran yang lain, metode diskusi mempunyai kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan metode ini antara lain :
a.Mendorong siswa berpikir kritis
b.Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas
 c.Mendorong siswa mengembangkan pikirannya untuk memecahkan masalah bersama,
d.Mengambil satu alternatif jawaban/beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbanga yang seksama,
 e.Membiasakan peserta didik suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri,
  f. Membiasakan bersikap toleran.
kelebihan metode diskusi dapat dijelaskan sebagaimana berikut :
a.  Menyadarkan anak didik bahwa ada masalah yang dapat dipecahkan dengan berbagai jalan dan bukan satu jalan atau satu  jawaban saja.
b.  Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif dan dapat diperoleh suatu keputusan yang lebih baik.
c. Membiasakan peserta didik suka mendengar pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri, serta membiasakan bersikap toleran.
d. Menimbulkan kesanggupan pada anak didik untuk merumuskan pikirannya secara terstruktur dan dalam bentuk yang dapat diterima oleh orang lain.[3]
Tujuan diskusi kelas tidak hanya mengasah kemampuan kognitif tingkat dasar melainkan juga kemampuan kognitif tingkat lebih tinggi, diantaranya :
a.    Membahas materi, permasalahan, atau ide-ide agar siswa mengetahui atau memahami pokok masalah.
b.    Mencari jalan keluar atau alternatif penyelesaian atas masalah agar siswa mempertimbangkan, mengevaluasi, merancang, menyimpulkan atau merumuskan pokok pikiran atau tindakan.



Kelemahan Metode Diskusi :
a. Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara;.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
Enam model pembelajaran terbaik untuk diskusi kelas yang akan diuraikan berikut dapat memecah kebekuan diantaranya:
1. Tink Pair Share; adalah teknik dimana siswa berpikir secara individu selama beberapa menit, kemudian berdiskusi dan membandingkan tanggapan mereka dengan pasangannya sebelum berbagai keseluruh kelas. Model ini digunakan khususnya untuk memersiapkan siswa agar lebih berpartisipasi secara lebih utuh dan efektif dalam sebuah diskusi kelas 
2. Round Robin: teknik dimana siswa memunculkan gagasan dan berbicara secara berurutan dari siswa yang satu ke siswa berikutnya. Digunakan khususnya untuk menyusun sesi sumbang saran dan memastikan bahwa semua mahasiswa ikut berpatisipasi 
3. Model Buzz Group: mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang ada hubungannya dengan pelajaran secara informal dalam kelompok kecil. Secara khusus digunakan untuk mengumpulkan banyak informasi dan gagasan dalam waktu singkat untuk persiapan dan mengembangkan diskusi kelas 
4. Talking Chips: adalah teknik dimana siswa berpatisipasi dalam diskusi kelompok dan menyerahkan sebuah tanda setiap kali mereka berbicara. Digunakan khsusunya untuk memastikan partisipasi yang sewajarnya 
5. Three-Step-Interview: adalah teknik dimana siswa saling mewancarai satu sama lain dan melaporkan apa yang mereka pelajari kepada pasangan lainnya. Digunakan khususnya untuk membantu siswa menghubungkan dan mengembangkan ketrampilan berkomunikasi 
6. Critical Debates: yakni dimana siswa mengasumsikan dan membuktikan satu sisi dari sebuah persoalan yang berlawanan dengan pandangan-pandangan pribadi mereka. Secara khusus digunakan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan mendorong siswa untuk menantang asumsi yang sudah mereka miliki.
2. Implementasi Pembelajaran Diskusi Kelas
Langkah-langkahPenggunaanMetodeDiskusi
Agar penggunaanmetodediskusiberhasildenganefektif, makaperludilakukanlangkah-langkahsebagaiberikut:
  1.LangkahPersiapan
a. Merumuskantujuan yang ingindicapai, baiktujuan yang bersifatumummaupuntujuankhusus.Tujuan yang ingindicapaimestidipahamiolehsetiappesertadidiksebagaipesertadiskusi.Tujuan yang jelasdapatdijadikansebagaikontroldalampelaksanaan.
  b. Menentukanjenisdiskusi yang dapatdilaksanakansesuaidengantujuan yang ingindicapai.
c.Menetapkanmasalah yang akandibahas. Masalahdapatditentukandariisimateripembelajaranataumasalah-masalah yang aktual yang terjadi di lingkunganmasyarakat yang dihubungkandenganmateripesertadidikansesuaidenganbidangstudi yang diajarkan.
d. Mempersiapkansegalasesuatu yang berhubungandenganteknispelaksanaandiskusi.
2.PelaksanaanDiskusi
Beberapahal yang perludiperhatikandalammelaksanakandiskusiadalah:
a.       Memeriksasegalapersiapan yang dianggapdapatmempengaruhikelancarandiskusi
b.      Memberikanpengarahansebelumdilaksanakandiskusi, misalnyamenyajikantujuan yang ingindicapaisertaaturan-aturandiskusisesuaidenganjenisdiskusi yang akandilaksanakan
c.       Melaksanakandiskusisesuaidenganaturan main yang telahditetapkan. Dalampelaksanaandiskusihendaklahmemperhatikansuasanaatauiklimbelajar yang menyenangkan
d.      Memberikankesempatan yang samakepadasetiappesertadiskusiuntukmengeluarkangagasandan ide-idenya
e. Mengendalikanpembicaraankepadapokokpersoalan yang sedangdibahas.Hal inisangatpenting, sebabtanpapengendalianbiasanyaarahpembahasanmenjadimelebardantidakfokus.
3.MenutupDiskusi
Akhirdan proses pembelajarandenganmenggunakanmetodediskusihendaklahdilakukanhal-halsehagaiberikut:
a.     Membuatpokok-pokokpembahasansebagaikesimpulansesuaidenganhasildiskusi
b.    Mereviewjalannyadiskusidenganmemintapendapatdariseluruhpesertasebagaiumpanbalikuntukperbaikanselanjutnya
Syarat-syaratMetodeDiskusi
Adapunsyarat-syaratpelaksanaanmetodediskusiadalah:
1.   Pendidikmenguasaimasalah yang didiskusikansecarautuh
2.   Pokok-pokokmasalah yang didiskusikan agar dipersiapkanlebihawal.
3.  Memberikankesempatansecarabebaskepadapesertadidikuntukmengajukan  pikiran, pendapatataukritikannya
4.   Masalah yang didiskusikandiusahakan agar tetappadapokoknya.
Macam-MacamDiskusi
1.Diskusi Informal
Diskusiiniterdiridarisatudiskusi yang pesertanyaterdiridaripesertadidik yang jumlahnyasedikit.Peraturan-peraturannyaagaklonggar.Dalamdiskusi informal inihanyaseorang yang menjadipimpinan, tidakadapembantu-pembantu, sedangkan yang lain-lainyahanyasebagaianggotadiskusi.
 2.Diskusi Formal
 Diskusi ini banyak digunakan dalam forum-forum yang bersifat formal, misalnya dalam rapat lembaga perwakilan rakyat. Para pembicara dan pembanding atau pemimpin forum telah diatur. Dimana dia berbicara dan berapa lama dia diperkenankan berbicara diatur secara bergiliran. Formalitas ini perlu demi ketertiban diskusi itu.[4]Diskusiiniberlangsungdalamsuatudiskusi yang serbadiaturdanpimpinansampaidengananggotakelompok.Diskusidipimpinolehseorang guru atauseorangpesertadidik yang dianggapcakap.Karenasemuatalahdiatur, maka para anggotadiskusitidakdapatbegitusajaberbicara. (berbicaraspontan), semuaharusdiaturmelaluiaturan yang dipegangolehpimpinandiskusi, diantaranyaialah:
1) Adanyapartisipasipesertadidik yang terarahterhadappesertadidiktersebut.
2) Pesertadidikharusberpikirsecarakritis, tidaksembarangbicara.
3) Pesertadidikmeningkatkankeberanian.
3.  Diskusi panel
Diskusi panel adalahpembahasansuatumasalah yang dilakukanolehbeberapa orang panulis yang biasanyaterdiridan 4-5 orang.Diskusijugadapatdiikutiolehbanyakpesertadidiksebagaipeserta, yang dibagimenjadipesertaaktifdanpesertatidakaktif.Pesertaaktifyaitulangsungmengadakandiskusi, sedangkanpesertadidikaktifadalahsebagaipendengar.



4.Diskusi symposium
Diskusisimposiumadalahmetodemengajardenganmembahassuatupersoalandipandangdariberbagaisudutpandangberdasarkankeahlian.Simposiumdilakukanuntukmemberikanwawasan yang luaskepadapesertadidik.Setelah para penyajimemberikanpandangannyatentangmasalah yang dibahas, makasimposiumdiakhirdenganpembacaankesimpulanhasilkerjatimperumus yang telahditentukansebelumnya. Dalamsimposium, masalah-masalah yang akandibicarakandiantarkanolehseorangataulebihpembicaradandisebutpemrasaran. Pemrasaranbolehberpendapatberbeda-bedaterhadapsuatumasalah, sedangkanpesertabolehrnengeluarkanpendapatmenanggapi yang telahdikemukakanolehpemrasaran.
5.Diskusi ceramah
Bentuk pengajaran kelompok ini merupakan kombinasi antara metode ceramah dan metode diskusi, tetapi yang memberikan ceramah dan mendiskusikannya adalah para siswa sendiri. Prosedur yang ditempuh dimulai dari penugasan kepada seorang atau satu tim untuk mempersiapkan ceramah. Pada waktu yang telah ditetapkan, siswa yang bersangkutan menyampaikan materi ceramahnya kepada kelas. Selanjutnya materi itu dibahas bersama dalam forum diskusi kelas yang bersangkutan, dan akhirnya kelas mengambil kesimpulan. Dalam urutan kegiatan tersebut sudah tentu guru berperan sebagai sumber informasi, terutama bila ada pertanyaan atau masalah yang tak dapat dijawab dengan baik oleh penceramah. Lagipula, mungkin guru merasa perlu memberikan penegasan dan penjelasan yang lebih mantap kepada kelas berkenaan dengan materi yang telah diceramahkan.[5]
















BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Metodeadalahsuatucara yang sistematisdalammenyampaikanpengetahuandanfungsinyamerupakanalatuntukmencapaitujuan.metodepembelajaranadalahcara yang digunakandalam proses belajarmengajaruntukmenyampaikanmateripembelajarandariseorang guru kepadasiswadalamrangkapencapaiantujuan yang diharapkan. Dalamdefinisitersebutterkandungmaknabahwadalampenerapannyaadakegiatanmemilih, menetapkan, menggunakandanmengembangkanmetode yang optimal untukmencapaihasil yang diinginkan.Sedangkandiskusiadalah kata yang berasaldaribahasa Latin yaitu “discussus” yang mempunyaiartimemeriksadanmenyelidiki.Dalampengertianumumdiskusiadalahsuatu proses yang melibatkanduaataulebihindividu yang berintegrasisecaravarbaldansalingberhadapanmukamengenaitujuanatausasaran  yangsudahtertentumelaluicaratukarmenukarinfomasi, mempertahankanpendapatdanmemacahkanmasalah.
B.  Saran
Demikianlah penyusunan makalah ini, kami berharap dengan adanya penyusunan makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat sehingga menjadikan kita manusia yang senantiasa beriman kepadanya. Jika terdapat beberapa kesalahan dalam penyusunan makalah ini kami memohon maaf yang sebesar-besarnya karena tidak ada yang sempurna di muka bumi ini, dan jika terdapat beberapa hal yang mampu untuk diberi masukan dan lain-lain, kami memohon untuk memberi masukan, dan saran sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik lagi.















REFERENSI
Gulo W, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Grasindo Persada,
2002.
Hamalik . Oemar, Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo Offset, 2010.
Hendrikus, Retorika : Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi. Yogyakarta : Kanisius,
1991.
Roestiyah, Didaktik Metodik . Jakarta : Bumi Aksara,
1994.




[1]Hendrikus, P. Dori Wuwur, Retorika : Terampil Berpidato, Berdiskusi, Berargumentasi, Bernegosiasi(Yogyakarta : Kanisius, 1991) h. 34.

[2]Gulo W, Strategi Belajar Mengajar(Jakarta : Grasindo Persada, 2002), h. 67.

[3]Roestiyah, Didaktik Metodik (Jakarta : Bumi Aksara, 1994) ,h. 54.

[4] Oemar, Hamalik. Psikologi Belajar dan Mengajar (Bandung : Sinar Baru Algensindo Offset 2010 ),h.159.
[5] Oemar, Hamalik. Psikologi Belajar dan Mengajar (Bandung : Sinar Baru Algensindo Offset 2010 ),h.159.