Halaman

Minggu, 30 Juni 2013


RESUME TAFSIR TARBAWI 1
“AYAT TENTANG PEMBINAAN GENERASI MUDA”


OLEH
 KELOMPOK 10
RADHIAH
HASMAWATI
M.NUR AFIANSYAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2013


I.                   PENGANTAR

Generasi muda adalah kata yang mempunyai banyak pengertian, namun dari pengertian-pengertian generasi muda mengarah pada satu maksud yaitu kumpulan orang-orang yang masih mempunyai jiwa, semangat dan ide yang masih segar dan dapat menjadikan Negara ini lebih baik, orang-orang yang mempunyai pemikiran yang visioner. Bahkan revolusi suatu bangsa itu biasanya didobrak oleh generasi mudanya, terlepas dari apakah pemuda itu perlu digolongkan berdasarkan umur atau tidak. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Menteri Pemuda dan Olah raga Adiaksa Daud  bahwa nanti akan ada pengaturan pemuda itu berdasarkan umur atau semangat. Pelopor yang melakukan langkah-langkah konkret bagi perubahan bangsa kearah yang lebih baik dan kepekaan terhadap realita social yang ada di masyarakat, memang menjadi ciri utama yang melekat pada pemuda tetap jika kita menyaksikan mayoritas umat Islam saat ini, maka terlihat bahwa sebagian besar umat berada pada keadaan yang sangat memprihatinkan, mereka bagaikan buih terbawa banjir,  tidak memiliki bobot dan tidak memiliki nilai. Jika dilakukan analisis secara mendalam dari sudut pandang agama maka akan ditemukan beberapa ayat yang menyangkut masalah pembinaan pemuda. Mendidik anak adalah tugas yang berat bagi orang tua, karena semakin majunya teknologi orang tua harus lebih ekstra memperhatikan perkembangan anak-anaknya. Banyak tokoh yang bisa di tiru dalam mendidik seorang anak, seperti halnya lukman dalam mendidik anaknya. Beliau menanam kuat-kuat tentang keimanan kepada Allah, dan selalu menasehati anaknya, agar selalu berbakti kepada kedua orang tua. Alqur’an pun sering menyinggung tentang bagaimana seharusnya seorang anak menghormati orang tuanya. 


II.IDENTIFIKASI AYAT TERKAIT

Q.Surah An- Nisa:9


9. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Q.S. At-Thagabun 14-15

14. Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu[1479] maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
15. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.

Q.S.Al-Lukman:13-15

13. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."

14. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.

15. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

II.PEMBAHASAN

Isi Kandungan Ayat
Q.S.An-Nisa:9
         
Ayat tersebut masih memiliki hubungan dengan ayat-ayat sebelumnya yang berbicara dalam konteks pemeliharaan harta anak-anak yatim. Yaitu ayat yang mengharamkan memakan harta anak yatim serta perintah untuk menyerahkan harta tersebut apabila anak yatim itu telah dewasa, serta larangan memakan mas kawin kaum wanita, atau menikahinya tanpa mahar.
Surat an-Nisa’ ayat 9 ini menerangkan bahwa kelemahan ekonomi, kurang stabilnya kondisi kesehatan fisik dan kelemahan intelegensi anak, akibat kekurangan makanan yang bergizi merupakan tanggung jawab kedua orang tuanya, maka disinilah hukum Islam memberikan solusi dan kemurahan yang mana untuk membantu orang-orang yang tidak menyanggupi hal-hal tersebut, agar tidak berdosa dikemudian hari, yakni apabila orang tua itu meninggalkan keturunannya, atau menelantarkannya, akibat  desakan desakan yang menimbulkan kekhawatiran mereka terhadap kesejahteraannya. Pembicaraan dalam ayat ini masih berkisar tentang para wali dan orang-orang yang diwasiati, yaitu mereka yang dititipi anak-anak yatim. Juga, tentang perintah tehadap mereka agar memperlakukan anak-anak yatim dengan baik, berbicara kepada mereka sebagaimana berbicara kepada anak-anaknya, yaitu dengan halus, baik, dan sopan, lalu memanggil mereka dengan sebutan anakku, sayangku, dan sebagainya.
Dalam ayat ini yang diingatkan adalah kepada mereka yang berada di sekeliling para pemilik harta yang sedang menderita sakit. Mereka seringkali memberi aneka nasehat kepada pemilik harta yang sakit itu, agar yang sakit itu mewasiatkan kepada orang-orang tertentu sebagian dari harta yang akan ditinggalkannya, sehingga akhirnya anak-anaknya sendiri terbengkalai. Kepada mereka itu ayat 9 diatas berpesan: Dan hendaklah orang-orang yang memberi aneka nasehat kepada pemilik harta agar membagikan hartanya kepada orang lain sehingga anak-anaknya sendiri terbengkalai, hendaklah mereka membanyangkan seandainya mereka akan meninggalkan di belakang mereka, yakni setelah kematian mereka, anak-anak yang


lemah, karena masih kecil atau tidak memiliki harta, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka atau penganiayaan atas mereka, yakni anak-anak yang lemah itu. Jika keadaan serupa mereka alami, apakah mereka akan menerima nasehat-nasehat seperti yang mereka berikan itu? Tentu saja tidak Kerena itu, hendaklah mereka takut kepeda Allah SWT. Atau keadaan anak-anak mereka di masa depan, oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah SWT. Dengan mengindahkan sekuat kemampuan seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar lagi tepat.
Seperti terbaca di atas, ayat ini ditujukan kepada yang berada di sekeliling seorang yang sakit dan diduga segara akan wafat. Pendapat ini adalah pilihan banyak pakar tafsir, seperti at-Thabari, ar-Razi, dan lain-lain. Ada juga yang memahaminya sebagai ditujukan kepada mereka yang menjadi wali anak-anak yatim, agar memperlakukan anak-anak yatim itu seperti perlakuan yang mereka harapkan kepada anak-anaknya yang lemah, bila kelak para wali itu meninggal dunia. Pendapat ini menurut Ibn Katsir, didukung pula oleh ayat berikut yang mengandung ancaman kepada mereka yang menggunakan harta anak yatim secara aniaya.
Muhammad Sayyid Tanthawi berpendapat bahwa  ayat di atas ditujukan kepada semua pihak, siapapun, karena semua diperintahkan untuk berlaku adil, berucap yang benar dan tepat, dan semua khawatir akan mengalami apa yang digambarkan di atas. Kandungan Al Qur’an Surat An Nisa’ Ayat 9 diatas, berpesan agar umat islam menyiapkan generasi penerus yang berkualitas sehingga anak mampu mengaktualisasikan potensinya sebagai bekal kehidupan dimasa mendatang.

Asbabul nuzul surat An-Nisa’ ayat 9

Allah SWT. berfirman dalam ayat ini hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak dan ahli waris yang lemah, janganlah sampai membuat wasiat yang akan membawa mudharat dan mengganggu kesejahteraan mereka yang ditinggalkan itu. Berkata Ibnu Abbas menurut Ali bin Abi Thalhah bahwa ini mengenai seorang yang sudah mendekati ajalnya yang didengar oleh orang lain bahwa ia hendak membuat wasiat yang bermudharat dan akan merugikan ahli warisnya, maka Allah memerintahkan kepada
yang mendengarnya itu agar menunjukkannya kepada jalan yang benar dan agar diperintahkan supaya ia bertakwa kepada Allah mengenai ahli waris yang akan ditinggalkan. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa tatkala Rasulullah SAW datang  menjenguk Saad bin Abi Waqqash yang sedang sakit, bertanyalah Saad kepadanya: “Ya Rasulullah, saya mempunyai harta dan hanya putriku satu-satunya yang akan mewarisiku, dapatkah kusedekahkan dua pertiga kekayaanku?”
Jawab Rasulullah, “Jangan.”
Dan kalau separuh, bagaimana? tanya Saad lagi.
         “Jangan.”Jawab Rasulullah.
Dan kalau sepertiganya, bagaimana ya Rasulullah?” tanya Saad lagi.
Rasulullah menjawab, “Sepertiga pun masih banyak, kemudian Beliau bersabda:

اِنَّكَ اَنْ تَذَرَوَرَثَتَكَ اَغْنِيَاءَخَيْرٌمِنْ اَنْ تَذَرَهُمْ عَا لَةً يَتَكَفَّفُونَ النَّاسَ

“Sesunggunya lebih baik meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya daripada meninggalkan mereka dalam keadaan miskin yang meminta-minta”.
Diriwayatkan bahwa Ibnu Abbas berkata, “Sepatutnya orang turun dari sepertiga ke seperempat (mengenai wasiat), karena Rasulullah telah bersabda bahwa sepertiga pun banyak”.
Berkata para ulama ahli Fiqh: “Jika ahli waris yang ditinggalkan oleh si mayat adalah orang-orang kaya, maka sebaiknya diwasiatkan penuh sepertiga, tetapi jika yang akan ditinggalkan itu orang-orang miskin, maka sebaiknya dikurangi dari sepertiga.

Q.S.At-Tahrim:6

Dalam ayat ini firman Allah ditujukan kepada orang-orang yang percaya kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, yaitu memerintahkan supaya mereka menjaga dirinya dari api neraka yang bahan bakarnya terdiri dari manusia dan batu, dengan taat dan patuh melaksanakan perintah Allah, dan mengajarkan kepada keluarganya supaya taat dan patuh kepada perintah Allah untuk menyelamatkan mereka dari api neraka. Api neraka disediakan bagi para kafir / pendurhaka yang tidak mau taat kepada Allah dan yang selalu berbuat maksiat. Neraka adalah balasan setimpal bagi para pembuat kemungkaran, kemusyrikan dan kekacauan. Bahan bakar api neraka seperti dijelaskan dalam ayat diatas adalah manusia, sungguh mengerikan tidak dapat kita bayangkan manusia menjadi bahan bakar dan juga bahan bakarnya adalah batu, dalam tafsir ibnu katsir dijelaskan bahwa batu yang dimaksud adalah batu yang sering dijadikan sesembahan oleh para musyrikin atau berhala. Oleh karena itu kita diwajibkan oleh Allah untuk taat kepada-Nya supaya selamat daripada siksa-Nya. Caranya membina diri kita terlebih dahulu dalam mendalami akidah dan adab islam kemudian setelah kita mampu melaksanakan maka kita wajib mendakwahkan kepada yang lain yaitu orang-orang terdekat kita / keluarga yaitu orang tua, istri, anak, adik, kakak dan karib kerabat. Banyak sekali amalan shalih yang menjadikan seseorang masuk surga dan dijauhkan dari api neraka, misalnya bersedekah, berdakwah, berakhlaq baik, saling tolong menolong dalam kebaikan dan sebagainya. Di antara cara menyelamatkan diri dari api neraka itu ialah mendirikan shalat dan bersabar, sebagaimana firman Allah SWT. 

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا
 
Artinya: 
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu mengerjakannya (Q.S Taha: 132).

Azbabun nuzul
Diriwayatkan bahwa ketika ayat ke 6 ini turun, Umar berkata: “Wahai Rasulullah, kami sudah menjaga diri kami, dan bagaimana menjaga keluarga kami?” Rasulullah SAW. menjawab: “Larang mereka mengerjakan apa yang kamu dilarang mengerjakannya dan perintahkanlah mereka melakukan apa yang Allah memerintahkan kepadamu melakukannya. Begitulah caranya meluputkan mereka dari api neraka. Neraka itu dijaga oleh malaikat yang kasar dan keras yang pemimpinnya berjumlah sembilan belas malaikat, mereka dikuasakan mengadakan penyiksaan di dalam neraka, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan Allah. Demikian itu pula yang dikemukakan oleh Adh Dhahhak dan Muqatil bin Hayyan, dimana mereka mengatakan : “Setiap muslim berkewajiban mengajari keluarganya, termasuk kerabat dan budaknya, berbagai hal berkenaan dengan hal-hal yang diwajibkan Allah Ta’ala kepada mereka dan apa yang dilarang-Nya.”
 

Q.S.At Thagabun:14-15
Dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa ada di antara isteri-isteri dan anak-anak menjadi musuh bagi suami dan orang tuanya mencegah mereka berbuat baik yang mendekatkan mereka kepada Allah SWT, menghalang mereka beramal saleh yang berguna bagi akhirat mereka. Bahkan adakalanya menjerumuskan mereka kepada perbuatan  maksiat, perbuatan haram yang dilarang oleh agama, sebagaimana yang dijelaskan di dalam satu riwayat bahwa Nabi bersabda:
“Akan datang suatu zaman kepada umatku, seorang lelaki hancur gara-gara istri dan anaknya. Keduanya mencela dan mengejeknya, karena kemiskinannya. Maka ia melakukan perbuatan yang jahat (untuk menghilangkan kemiskinannya) lalu binasalah ia”.
Karena ia merasa cinta dan sayang kepada istri dan anaknya, supaya kedua hidup mewah dan senang, ia tidak segan berbuat yang dilarang agama, seperti korupsi dan lainnya, menyebabkan ia rusak binasa oleh karena itu, ia harus berhati-hati, penuh kesabaran menghadapi anak istri mereka.

Asbabun Nuzul

Dalam suatu riwayat telah ditemukan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan suatu kaum dari ahli Mekkah yang masuk islam,  akan tetapi isteri dan anak-anaknya menolak untuk hijrah ataupun ditinggal hijrah ke Madinah. Lama kelamaan mereka pun hijrah, sesampainya di Madinah mereka melihat kawan-kawannya yang telah mendapat banyak pelajaran dari Nabi SAW. Karena kemudian mereka bermaksud untuk menyiksa isteri dan anak-anaknya yang menjadi penghalang untuk berhijrah. Maka turunlah ayat ini yang menegaskan bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dalam riwayat lain ayat ini turun di Madinah berkenaan dengan Auf bin Malik Al-Asyja’i yang mempunyai anak isteri yang selalu menangisinya apabila akan pergi berperang bahkan menghalanginya dengan berkata: “kepada siapa engkau akan titipkan kami ini”. Ia merasa kasihan  kepada mereka dan tidak jadi berangkat perang.





 Q.S.Al-Lukman:13-15

Surat Al Luqman adalah termasuk surat Makkiyah, terdiri dari 34 ayat, surat ini diturunkan setelah surat Ash – Shaffat.Luqman adalah seorang yang Sholeh dan memiliki akhlaq yang mulia, yaitu akhlaq yang berbasiskan kepada keimanan yang kokoh. Namanya diabadikan oleh Allah dalam salah satu surat di dalam Al Qur an, yakni surat ke 31. Sehingga di dalam surat ini Allah memberikan pelajaran kepada kita akan kesholehan Luqman dalam memberikan nasehat kepada anaknya, yakni nasehat yang mengandung unsur “keilmuan” yang mendalam, “keihklasan” yang suci dan “kecintaan”yang tinggi.Luqman bernama lengkap 'Luqman Bin Anqa' Bin Sadun" Anak yang dinasehati bernama Taran, mereka penduduk biasa dari Habasyah ( Ethiopia ). Dalam sebuat kitab tafsir diceritakan bahwa Luqman adalah seorang budak, ciri-ciri tubuhnya sama seperti orang Ethiopia lainya yang kebanyakan berkulit hitam legam dan berbibir tebal. Tetapi Allah tak pernah melihat dari bentuk fisik . Hati Luqman memancarkan cahaya iman dan keagungan seorang manusia. Kejernihan hidup tergambar dibalik rendah martabatnya sebagai budak. Sebenarnya nasehat Luqman yang terdapat dalam Al Qur'an itu hanyalah nasehat kepada anaknya sendiri. Tetapi Allah mengabadikan dalam Al Qur'an agar setiap umat belajar dari apa yang dilakukan Luqman. Karena nasehat pada anak adalah sangat penting untuk membentuk karakter dan perwatakan sebagai bekal kehidupan kelak.Anak adalah amanah titipan Allah, sudah selayaknya hanya kita didik sesuai ketentuan dari yang menitipkannya yaitu Allah SWT. Oleh karena itu penting bagi kita mempelajari apa yang Allah mau bukan sekedar apa yang kita mau. Anak yang sholeh adalah permata dan cahaya mata bagi orang tuanya di dunia dan akherat. Ayat di atas merupakan nasihat Lukman kepada anaknya. Lukman melarang anaknya dari berbuat syirik, dia memberikan alasan atas larangan tersebut bahwa kemusyrikan itu adalah kazaliman. Pernyataan Lukman tentang hakikat ini di perkuat dengan dua tekanan. Pertama, mengawalinya dengan larangan berbuat syirik dan alasannya. Kedua, dengan huruf inna “sesungguhnya” dan huruf la “benar-benar”.
Nasihat seorang ayah kepada anaknya adalah bebas dari segala syubhat dan jauh dari segala prasangka. Sesungguhnya perkara tauhid dan larangan berbuat syirik merupakan perkara lama yang selalu di serukan oleh orang-orang yang di anugrahkan oleh Allah diantara manusia. Tidak ada kehendak lain di baliknya melainkan kebaikan semata-mata, dan sama sekali tidak menghendaki selain yang demikian. Inilah pengaruh jiwa yang di maksudkan dalam ayat di atas. “… Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lamah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun… “. Ayat ini menggambarkan nuansa pengorbanan yang agung dan dahsyat. Seorang ibu dengan tabiatnya harus menaggung beban yang amat berat dan lebih kompleks. Namun, luar biasa, ia tetap menanggungnya dengan senang hati dan cinta yang lebih dalam, lembut dan halus. Walapun satu tarikan nafas dalam proses kehamilan dan kelahirannya, tetap tidak dapat di balas oleh seorang anak. Pasalnya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah.
Dari sela-sela nuansa gambaran yang di liputi dengan kasih sayang itu, Al- Qur’an mengarahkan agar bersyukur kepada Allah sebagai pemberi nikmat yang pertama. Kemudian berterima kasih kepada kedua orang tua sebagai dua orang yang menjadi sarana nikmat itu pada urutan berikutnya. Al-Qur’an menggambarkan urutan kewajiban-kewajiban. Jadi, yang pertama bersyukur kepada Allah kemudian berterima kasih kepada orang tua.  “Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya…”.Hingga bila orang tua menyentuh titik syirik ini, jatuhlah kewajiban taat kepadanya, dan ikatan aqidah harus mengalahkan dan mendominasi segala ikatan lainnya. Walaupun kedua orang tua telah mengeluarkan segala upaya, usaha, tenaga, pandangan yang memuaskan untuk menggoda anaknya agar menyukutukan Allah dimana ia tidak mengetahui tentang ketuhanannya (dan setiap yang disembah selain Allah pasti tidak memiliki sifat ketuhanan, karena itu camkanlah), maka pada saat itu anak diperintahkan agar jangan taat. Dan perintah itu berasal dari Allah sebagai pemilik hak pertama dalam ketaatan. Namun, perbedaan aqidah dan perintah dari Allah agar tidak taat kepada orang tua dalam perkara yang melanggar aqidah, tidaklah menjatuhkan hak kedua orang tua dalam bermuamalah dengan baik dan menjalin hubungan yang memuliakan mereka.
Surat Luqman ayat 15 berisi bahwa Allah menyuruh supaya berbuat baik kepada ibu bapak dan menurut apa-apa perintahnya, tetapi jika keduanya menyuruh kamu, supaya kafir (mempersekutukan) Allah, maka janganlah turuti perintahnya itu. Dalam pada itu hendaklah kamu bergaul dengan dia menurutnya patut juga, dan tidak boleh kamu memusuhinya atau durhaka kepadanya. Pendeknya perkataan ibu, bapak itu wajib untuk dituruti, selama tidak melanggar peraturan agama Islam.

Azbabun nuzul ayat

 Ketika ayat ke-82 dari surat Al-An’am diturunkan,para sahabat merasa keberatan. Maka mereka datang menghadap Rasulullah SAW,seraya berkata “ Wahai Rasulullah, siapakah diantara kami yang dapat membersihkan keimanannya dari perbuatan zalim ?”.Jawab beliau “ Bukan begitu,bukanlah kamu telah mendengarkan wasiat Lukman Hakim kepada anaknya : Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.Allah menjelaskan bahwa luqman telah diberi hikmat, karena itu luqman bersyukur kepada Tuhannya atas semua nikmat yang telah dilimpahkan Nya kepada dirinya.Allah SWT mewasiatkan kepada mereka supaya memperlakukan orang-orang tua mereka dengan cara yang baik dan selalu memelihara hak-haknya sebagai orang tua. Luqman menjelaskan kepada anaknya, bahwa perbuatan syirik itu merupakan kezaliman yang besar.
Al- Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam Tafsirnya, dari Sa’ad bin Abi Waqqash ra. Ia berkata: Aku adalah seseorang pria yang amat mencintai ibuku. Tetapi setelah aku masuk Islam, ibuku itu berkata kepadaku: Hai sa’ad! Agama apa ini, kulihat engkau mengada-ada. Tinggalkan agamamu ini atau aku akan mogok makan dan minum, sampai mati. Dengan begitu engkau akan tercemar lantaran aku, yaitu engkau akan dituduh sebagai pembunuh ibunya. Begitulah lalu aku berkata kepada ibuku: Hai Ibu! Jangan engkau kerjakan itu semua, tetapi aku juga tidak bakal meninggalkan agamaku ini selama-lamanya karena faktor apapun.Ibuku nekad, sehari semalam sudah mulai tidak makan dan tidak minum. Pagi harinya sudah tampak sangat letih. Hari kedua dia tidak mau makan juga dan badannya sudah semakin bertambah letih. Hari ketigapun tidak mau makan dan badannya semakin bertambah letih.Melihat keadaan yang demikian itu, aku kemudian berkata kepadanya: Hai Ibu! Ketahuilah, demi Allah! Seandainya engkau mempunyai seratus nyawa, lalu nyawa itu keluar satu persatu (dengan bertahap), namun aku tetap tidak akan mau meninggalkan agamaku ini, karena faktor apapun. Jika engkau sudi, makanlah dan jika engkau tidak sudi, jangan makan.Melihat keteguhan Sa’ad yang demikian itu, akhirnya Ibunya mau makan. Lalu Allah menurunkan ayat “Dan jika kedua orang tuamu itu sungguh-sungguh memaksamu agar engkau menyekutukan aku.

Bahwa Allah memerintahkan kepada manusia agar berbakti kepada orangtua, lebih-lebih kepada Ibu yang telah mengandung. Ayat ini tidak menyebut jasa Bapak, tetapi menekankan pada jasa Ibu. Ini disebabkan karena ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak karena kelemahan Ibu, berbeda dengan Bapak. Di sisi lain,,” peranan Bapak” dalam konteks kelahiran anak, lebih ringan dibanding dengan peranan Ibu. Betapapun peranan tidak sebesar peranan ibu dalam proses kelahiran anak, namun jasanya tidak diabaikan karena itu anak berkewajiban berdoa untuk ayahya, sebagai berdoa untuk ibunya. Karena begitu besar jasa Ibu, dalam sebuah hadis dinyatakan bahwa: Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?" Nabi Saw menjawab, "ibumu...ibumu...ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu." (Mutafaq'alaih).Karena itulah, setiap anak harus menyadari perjuangan dan susah payah orangtuanya. Di samping harus taat kepada ajaran agama, berbakti kepada kedua orang tua, juga harus berusah keras belajar dan menunut ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu agama, sehingga mereka bersama-sama kedua orang tuanya memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagian di akhirat kelak.

IV.PESAN PESAN PENDIDIKAN DALAM AYAT

Q.S.An Nisa:9

Dengan mengikuti uraian tersebut di atas tampak dengan jelas bahwa :

1.      Ajaran Islam (Al-Qur’an) amat memperhatikan pembinaan generasi muda.
2.      Pembinaan tersebut hendaknya dilakukan melalui kegiatan pendidikan yang dimulai dari rumah tangga atau pendidikan keluarga.
3.      Selanjutnya dilakukan oleh sekolah dengan biaya yang ditanggung oleh keluarga.
4.      Dalam proses membina dan mendidik biasanya ada enam kompomen yaitu:a.komponen pendidik  b.komponen anak didik (murid)c.komponen lingkungand.komponen materi (kurikulum)e.komponen hubungan (pendekatan) dalam proses belajar mengajar f.dan komponen metode.

Q.S.At-Tahrim:6

 Ayat QS. At Tahrim ayat 6, menunjukkan perintah untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka, yang bisa disimpulkan juga merupakan untuk tarbiyah diri dan keluarga. berisi perintah menjadikan diri dan keluarga terlebih dahulu dalam arti sebagai objek pendidikan yang utama. Baru kemudian kerabat jauh dan akhirnya seluruh manusia .

Q.S.At-Thagabun:14-15

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan konsep pendidikan menurut Al-Qur’an diarahkan pada upaya menolong anak didik agar dapat melaksanakan fungsinya mengabdi kepada Allah. Seluruh potensi yang dimiliki anak didik yaitu potensi intelektual, jiwa dan jasmani harus di bina secara terpadu dalam keselarasan, keserasian dan keseimbangan yang tergambar dalam sosok manusia seutuhnya.Dan mengajarkan peserta didik untuk selalu menghormati kedua orang tua,menjalankan perbuatan amar ma’ruf dan nahi munkar,serta mengajarkan peserta didik untuk menjalankan hubungan manusia dengan melakukan perbuatan baik, sikap dan perilaku dalam pergaulan, serta kesedehanaan dalam berkomunikasi dengan sesama. Juga diterang kan agar seluruh manusia menghormati dan menghargai kedua orang tuanya karena ia yang telah berjuang membesarkan kita, tanpa ada kata penat dan lelah, yang ada hanyalah keinginan agar anaknya kelak menjadi orang yang sukses dikehidupannya, dan berbakti pada yang maha kuasa.

Q.S.Al-Lukman:13-15

Surat Al-Luqman ayat 13-15 di pandang dari segi pendidikan bagi peserta didik ;
  Mengajarkan pada peserta didik untuk tidak menyekutukan Allah, Walaupun seandainya perintah menyekutukan Allah datang dari orang tua (ibu dan bapak), maka perintah tersebut tetap harus ditolak. Kewajiban bagi peserta didik untuk berbakti kepada ibu bapaknya dengan cara berlaku santun dan lemah lembut.Mengajarkan peserta didik untuk selalu menjalankan perbuatan amar ma’ruf dan nahi munkar.Mengajarkan peserta didik untuk menjalankan hubungan manusia dengan melakukan perbuatan baik, sikap dan perilaku dalam pergaulan, serta kesedehanaan dalam berkomunikasi dengan sesama.

Juga implikasinya dalam pendidokan antara lain:

1.    Menanamkan keimanan kepada anak sejak dini untuk selalu iman kepada Allah, dan melarang untuk menyekutukanNya.
2.    Selalu bersyukur kepada Allah atas segala nikmatNya.
3.    Selalu bersyukur kepada kedua orang tua atas kasih sayangnya.
4.    Mentaati kedua orang tua selagi tidak melanggar peraturan agama islam.
5.    Tidak melawan kedua orang tua ketika mereka memaksa untuk menyekutukan Allah, akan tetapi tetap memperlakukan mereka dengan baik.

Akan tetapi didalam mendidik perlu ada beberapa unsur untuk bisa menjadikan anak itu menjalankan apa yang diperintahkan orang tua.

Menurut Abbudin nata ada enam komponen di dalam mendidik anak, yaitu:

1.    Komponen pendidik yang didalam hal ini adalah orang tua khususnya luqman (ayah) sebagai kepala keluarga.
2.    Komponen anak didik (murid) dalam hal ini adalah anaknya luqman sendiri.
3.    Komponen lingkungan dimana kegiatan pendidik tersebut berlangsung yang dalam hal ini adalah lingkungan keluarga.
4.    Komponen materi (kurikulum) pendidikan yang dalam ayat-ayat tersebut mencakup materi pendidikan tentang keimanan atau akidah yang kokoh. Antara lain dengan menjauhi perbuatan syirik; aklhak mulia anytara lain memuliakan kedua orang tua, mendirikan shalat, memerintah peruatan baik dan menjauhi prbuatan munkar, berrsikap tabah dan tidak menyombongkan diri ddan bersikap rendah hati.
5.    Komponan hubungan, pendekatan dalam proses belajar mengajar yang dalam hal ini mengembangkan pola hubungan yang demokratis menghargai pendapat orang lain, manusiawi, berorientasi kepada kebenaran ilmiah, dan profesional.
6.    Komponen metode, yang dalam hal ini dengan ceramah (mauidzah) dan perintah.
Dengan mengikuti iuran tersebut diatas tampak dengan jelas bahwa ajaran islam (Al-Qur’an) amat memperhatikan pembinaan generasi muda. Pembinaan tersebut dilakukan melalui kegiatan pendidikan yang dimulai dari rumah tangga atau pendidikan keluarga. Yang selanjutnya dilanjutkan oleh sekolah denga biaya ditanggung keluarga.
Untuk menghasilkan generasi muda yang baik yaitu generasi muda yang sehat fisiknya berilmu pengetahuan, berketerampilan, berakidah yang kokoh, taat menjalankan ibadah dan berakhlak yang mulia dan seterusnya terdapat pula petunjuk yang dapat dilakukan kedua orang tua.


V.KESIMPULAN

 Pendidikan atau tarbiyah merupakan proses penting untuk melaksanakan taat kepada Allah SWT, dan menggapai ridho-Nya, sebab belajar dan mengajar diwajibkan dalam Islam.Manusia seluruhnya merupakan objek pendidikan (tarbiyah dan dakwah), namun perlu adanya prioritas untuk kedua hal tersebut, yaitu dimulai dari diri sendiri, kemudian keluarga, kerabat, orang Islam dan akhirnya kepada sesama manusia (non muslim). Pembinaan kehidupan bagi generasi muda baik moral maupun agama menjadi suatu hal yang sangat penting, karena generasi muda merupakan tonggak keberlangsungan suatu bangsa dan negara. Nilai-nilai moral dan agama yang akan menjadi pengendali dan pengaruh dalam kehidupan manusia itu adalah nilai-nilai yang masuk dan terjalin serta terinternalisasi ke dalam pribadinya. Semakin cepat nilai-nilai itu masuk ke dalam pembinaan pribadi, akan semakin kuat tertanamnya dan semakin besar pengaruhnya dalam pengendalian tingkah laku dan pembentukan sikap pada khususnya. Ajaran Islam (Al-Qur’an) amat memperhatikan pembinaan generasi muda. Pembinaan tersebut hendaknya dilakukan melalui kegiatan pendidikan yang dimulai dari rumah tangga atau pendidikan keluarga.

 













 PSIKOLOGI BELAJAR SKINNER






RIWAYAT HIDUP BURRHUS FREDERICK (“FRED”) SKINNER (1904 – 1990)
           
               B. F. Skinner lahir 20 Maret 1904, dan  wafat 18 Agustus 1990. B.F. Skinner (1904 – 1990) lahir di Susquehanna, Pennsylvania. Ayahnya adalah seorang pengacara, dan ibunya mengajarkan moral dengan keras. Menurut skinner, mereka hidup dalam keluarga yang saling menyayangi dan stabil. Orang tua dan kakek-kakek Skinner mengajarkannya untuk menghargai moral, nilai-nilai, dan etika-etika kerja puritan.Semasa kecil Skinner senang membuat mesin-mesin (skuter, rakit, papan jungkat-jangkit, katapel, sumpit, meriam uap) serta alat-alat (salah satunya, alat untuk memisahkan beri yang masak dan yang masih mentah) dan hobi masa kecilnya ini tergambar dalam pengembangan dan penggunaan mesin-mesin dan peralatan-peralatan laboratoriumnya (Hall, 1967). Sejak awal, ia juga sangat tertarik dengan hewan dengan segala perilakunya, sebagai contoh, ia sedang melihat pelatihan merpati di pasar malam.
            Skinner mengatakan bahwa ia dapat melihat perilaku dewasanya berasal dari reinforcement pada masa kecil, dan bukan karena bukan karena “perkembangan kepribadian” seperti yang dijelaskan oleh para ahli teori kepribadian seperti Freud dan Jung. Skinner menekankan bahwa siapa dia selama ini, kpribadiannya, jelas merupakan hasil dari serangkaian reinforcement yang pernah ia alami selama ia kecil, baik yang berupa imbalan maupun hukuman yang pernah ia terima. Hidup dan kepribadiannya, seperti yang ia katakan, ketentuan dan dikontrol oleh kejadian-kejadian lingkungannya.
            Dia menerima sebuah B.A. sastra Inggris pada tahun 1926 dari Hamilton College, sebuah universitas kecil bidang, ilmu liberal, ia mengirimkan beberapa cerita kepada pujangga Robert Frost, yang menyarangkan terus menulis. Setelah lulus, ia menghabiskan satu tahun untuk mencoba  membuat tulisan, tetapi ia menyadari bahwa tidak ada apapun yang ingin ia tulis  dan menghabiskan beberapa waktu sebagai penulis berjuang sebelum menemukan tulisan-tulisan Watson dan Pavlov. Terinspirasi oleh karya-karya ini, Skinner memutuskan untuk meninggalkan karirnya sebagai novelis dan memasuki program pascasarjana psikologi di Harvard University.
                  Skinner menikah dengan Yvonne Biru pada tahun 1936, dan pasangan itu kemudian memiliki dua orang anak perempuan, Julie dan Deborah.
            Pada tahun 1945, Skinner pindah ke Bloomington, Indiana dan menjadi Ketua Departemen Psikologi dan University of Indiana. Pada tahun 1948, ia bergabung dengan departemen psikologi di Harvard University di mana ia tinggal selama sisa hidupnya. Ia menjadi salah satu pemimpin behaviorisme dan karyanya memberikan kontribusi sangat untuk psikologi eksperimental. Dia juga menemukan “kotak Skinner’, di mana tikus belajar untuk memperoleh makanan dengan menekan tuas.

            Beberapa penghargaan yang telah diterimanya, diantaranya :
·         Tahun 1966 - Edward Lee Thorndike Award American Psychological Association.
·         Tahun 1968 - National Medal of Science dari Presiden Lyndon B. Johnson.
·         Tahun 1971 - Medali Emas dari Yayasan American Psychological.
·         Tahun 1972 - Manusia of the Year Award.
·         Tahun 1990 - Kutipan untuk Lifetime Kontribusi Posisi untuk Psikologi.

            BF Skinner terkenal dengan penelitiannya pada pengkondisian operan dan penguatan negatif. Ia mengembangkan perangkat yang disebut "perekam kumulatif," yang menunjukkan tingkat menanggapi sebagai garis miring. Menggunakan perangkat ini, ia menemukan perilaku yang tidak bergantung pada stimulus sebelumnya sebagai Watson dan Pavlov dipertahankan. Sebaliknya, Skinner menemukan bahwa perilaku yang tergantung pada apa yang terjadi setelah respon. Dia menyebutnya perilaku Operant.
The Baby tender.
           
          B.F. Skinner juga menemukan "lembut bayi." Penting untuk dicatat bahwa tender bayi tidak sama dengan "kotak Skinner," yang digunakan dalam penelitian eksperimental Skinner. Dia menciptakan buaian dipanaskan tertutup dengan jendela plexiglass dalam menanggapi permintaan istrinya untuk alternatif yang lebih aman untuk boks tradisional. Ladies Home Journal dicetak sebuah artikel pada boks dengan judul "Baby in a Box," berkontribusi sebagian kesalahpahaman penggunaan boks yang dimaksudkan.


Teori Belajar Yang Dikemukakan B.F. Skinner

Teori Belajar Behavioristik

            Pengertian Teori Belajar Behavioristik adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia.Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Teori behavioristik merupakan teori yang memacu kepada tingkah laku siswa sebagai akibat dari adanya interaksi siswa atau pelajar antara stimulus dan respon.Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atau input dan keluaran atau output yang berupa respons.
            Seperti contoh berikut ini: Seorang guru yang mengajar menggunakan teori behavioristik, seorang anak belum dapat berhitung perkalian. Walaupun ia sudah berusaha giat, dangurunya pun telah mengajarkannya dengan tekun,tetapi bila anak tersebut belum memperaktekkan perhitungan perkalian, maka anak tersebut belum bisa dianggap belajar, Karena ia belum bisa menunjukkan perubahan perilaku sebagai hasil belajar. Dari contoh diatas, stimulus adalah apa saja yang diberikan oleh guru kepada siswa. Misalnya, daftar perkalian, alat peraga, pedoman kerja, atau cara-caratertentu untuk membantu belajar siswa. Sedangkan respons adalah reaksi atau tanggapan siswa atau pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
            Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Ada factor lain yang dianggap penting dalam teori behavioristik yaitu factor penguatan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respons. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu juga bila penguatan dikurangi (negative reinforcement) responpun akan tetap dikuatkan.
            Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis,menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan,mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R (Stimulus dan Respons) psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan.

 DINAMIKA BELAJAR YANG DIKEMUKAKAN OLEH B.F.SKINNER


             Skinner menghasilkan suatu sistem ringkas yang dapat diterapkan pada dinamika perubahan tingkah laku baik di laboratorium maupun di dalam kelas. Belajar, yang digambarkan oleh makin tingginya angka keseringan respons, diberikan sebagai fungsi urutan ketiga unsure (SD)-(R)-(R Reinsf). Skinner menyebutkan praktek khas menempatkan binatang percobaan dalam “kontigensi terminal”. Maksudnya, binatang itu harus berusaha penuh resiko, berhasil atau gagal, dalam mencari jalan lepas dari kurungan atau makanan. Bukannya demikian itu prosedur yang mengena ialah membentuk tingkah-laku binatang itu melalui urutan Sitimulus-respon-penguatan yang diatur secara seksama.Skinner menggambarkan praktek “tugas dan ujian” sebagai suatu contoh menempatkan pelajar yang manusia itu dalam kontigensi terminal juga. Skinner menyarankan penerapan cara pemberian penguatan komponen tingkah laku seperti menunjukkan perhatian pada stimulus dan melakukan studi yang cocok terhadap tingkah laku. Hukuman harus dihindari karena adanya hasil sampingan yang bersifat emosional dan tidak menjamin timbulnya tingkah laku positif yang diinginkan. Analisa yang dilakukan Skinner tersebut diatas meliputi peran penguat berkondisi dan alami, penguat positif dan negative, dan penguat umum.

Dengan demikian beberapa prinsip belajar yang dikembangkan oleh Skinner antara lain:

a. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi   penguat.
b. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
c. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
d. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
e. Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu diubah,  untuk menghindari adanya hukuman.
f. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya. Hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variable rasio reinforce
g. Dalam pembelajaran, digunakan shaping.


Teori Belajar Menurut Skinner

              Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, namun lebih komprehensif. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan memengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya memengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000). Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut. Skinner juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab setiap alat yang digunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya.
               Selain itu ia kemudian menjadi semacam pelatih hewan dengan menggunakan prinsip yang baru dikembangkannya,yang disebut kondisioning operant (operant conditioning ).Dalam kondisioning operant,perilaku dipengaruhi oleh konsekuensi yaang mengikuti;Skinner memanipulasi lingkungan sehingga ia mampu melatih hewan (tikus,merpati) untuk melakukan hal-hal yang jauh dari perilaku alamiah mereka (seperti bermain badminton).Ia melakukannya dengan secara bertahap membentuk perilaku yang diinginkan.Anjing laut terlatih untuk melompati simpai bukan karena kepribadian yang mereka miliki,tetapi karena ikan yang mereka dapatkan setelah mempertunjukkan perilaku yang pelatih inginkan.Teori skinner ini berfokus pada studi mengenai perilaku yang jelas terlihat dan dapat diobservasi,kondisi lingkungan,serta proses dimana keadaan dan kejadian di lingkungan menentukan perilaku.Oleh karena itu,teori ini berfokus pada fungsi dari perilaku (apa yang perilaku hasilkan) alih-alih struktur kepribadian.


IMPLIKASI BELAJAR
             Behaviorisme operan Skinner tampaknya menimbulkan implikasi penting.Dengan mempelajari pengaruh lingkungan pada perilaku,behaviorisme memberikan kemajuan pada teknologi perubahan kepribadian yang dapat diterapkan pada solusi masalah manusia.Akan tetapi behaviorisme operan Skinner juga memiliki implikasi yang mengganggu.Ini adalah salah satu masalah yang cukup disadari oleh Skinner dan dijelaskannya secara mendetail dalam buku yang berjudul Beyond Freedom and Dignity (Skinner,1971).Implikasi tersebut adalah dalam perspektif behaviorisme orang-orang tidak memiliki kebebasan berkehendak.Jika lingkungan merupakan penyebab tindakan kita,maka diri kita sendiri tidak dapat menjadi sebab perilaku kita.Dan jika diri kita sendiri bukan penyebab perilaku kita,maka kita tidak benar-benar memiliki kebebasan untuk bertindak.Kita tidakmembuat pilihan yang bebas.Kita tidak memiliki kebebasan berkehendak.
           Skinner tahu bahwa orang percaya bahwa mereka memiliki kebebasan berkehendak,seperti contoh katakanlah anda melambatkan mobil sport merah anda dijalan bebas hambatan ketika anda melihat mobil polisi di depan;anda melambat untuk menghindari tilang.Jika  ada penumpang yang bertanya kepada anda”mengapa anda melambat?”,anda cenderung tidak akan berkata ,karena saya memiliki kebebasan berkehendak dan memutuskan untuk melakukan hal tersebut”.Ali-alih demikian,anda akan menyadari bahwa lingkunganlah yang menyebabkan perilaku anda.Kehadiran petugas kepolisian merupakan penyebab bersifat lingkungan dari tindakan melamban anda.Sekarang misalkan,ada seorang penumpang bertanya ,”mengapa anda membeli mobil sport merah ?”Disini anda cenderung tidak menyebutkan penyebab yang bersifat lingkungan.Anda akan cenderung berkata,karena saya memutuskan demikian atau karena saya menyukai mobil sport merah.anda merasa bahwa anda memiliki kebebasan berkehendak pada mobil yang anda beli.Disini Skinner menyatakan bahwa anda salah.Dalam behaviorisme Skinner,perilaku anda melamban dan perilaku anda membeli mobil sport merah disebabkan oleh lingkungan.


KESIMPULAN : Sebagai kesimpulan, tipe perilaku manusia yang terbagi atas respond dan operan, pada dasarnya dikendalikan dengan yang dikenal pengkondisian (conditioning). Khusus untuk pembelajaran operan, dapat dikembangkan pengkondisian operan (operant conditioning).


DAFTAR PUSTAKA


James F.Brennan,2006,SEJARAH DAN SISTEM PSIKOLOGI,Jakarta;PT RajaGrafindo
Persada.
Lawrence A.Pervin,Daniel Cervone,dkk,PSIKOLOGI KEPRIBADIAN:TEORI DAN
PENELITIAN,Jakarta;Kencana Prenada Media Group.
Howard S.Friedman,Miriam W.Schustack,2006,KEPRIBADIAN TEORI KLASIK DAN
RISET MODERN;PT Gelora Aksara Pratama.