Halaman

Senin, 08 Desember 2014

radhiah dhia setia: metode pembelajaran SKI

radhiah dhia setia: metode pembelajaran SKI: BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan man...

radhiah dhia setia: metode pembelajaran SKI

radhiah dhia setia: metode pembelajaran SKI: BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan man...

pendidikan islam pada oede baru



BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Masa sejarah islam merupakan salah satu dari periodesasi perjalanan sejarah pendidikan islam di Indonesia. Hal ini karena lahirnya kerajaan islam yang disertai berbagai kebijakan dari penguasaannya. Saat itu sangat mewarnai sejarah islam diindonesia. Terlebih-lebih agama islam juga pernah dijadikan sebagai agama resmi negara/ kerajaan pada saat itu. Perjalanan sejarah pendidikan islam di Indonesia tidak bisa mengesampingkan keadaan islam  pada masa kerajaan islam ini.
Pendidikan islam itu menjadi tolak ukur bagaimana islam dan umatnya telah memainkan peranannya dalam berbagai aspek social, politik, maupun budaya. Oleh karena itu untuk melacak sejarah pendidikan islam di Indonesia dengan periodesasinya, baik dalam pemikiran, isi, maupun pertumbuhan organisasi dan kelembagaannya. Tidak mugkin dilepaskan dari fase-fase yang dilaluinya. Adanya ketegangan-ketegangan politik antara negara dengan umat Islam yang merasa khawatir dengan kebijakan-kebijakan pemerintah ternyata telah mendorong intensifikasi rasa identitas keagamaan di sebagian kalangan umat Islam. Menguatnya rasa identitas keagamaan umat tersebut merupakan pembuka jalan bagi masuknya semangat kebangkitan Islam yang saat itu sedang berkembang di Timur Tengah Munculnya semangat kebangkitan Islam di Indonesia merupakan sebuah anugerah terselubung dari kondisi umat Islam yang sedang terpuruk akibat kebijakan Orde Baru saat itu.





Kalau kita mau mengamati secara mendalam akan perkembangan islam di indonesia maka kita harus mengamati mulai dari islam masuk, penyebaran, pengamalan, perkembangan, dan kondisi yang sekarang kita alami di indonesia. Sebab, peristiwa sejarah merupakan problematika yang meliputi dimensi waktu masa lampau, sekarang dan masa yang akan datang. Namun, dalam makalah ini penulis hanya membatasi pembahasan makalah pada pendidikan islam di masa pemerintahan orde baru.

B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana pendidikan islam pada masa orde baru ?
2.Apa saja faktor-faktor pendukung kemajuan pendidikan islam ?
C.Tujuan Masalah
1.Untuk mengetahui pendidikan islam pada masa orde baru.
2.Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung kemajuan pendidikan islam.










BAB II
PEMBAHASAN
1.Pendidikan Islam pada Masa Orde Baru
Orde baru secara harfiah adalah masa yang baru yang menggantikan masa kekuasaan orde lama. Namun secara politis, Orde baru diartikan suatu masa untuk mengembalikan negara Republik Indonesia kedalam sebuah tatanan yang sesuai dengan haluan negara sebagaimana yang terdapat dalam undang-undang.
Orde baru adalah masa pemerintahan di Indonesia sejak 11 Maret 1966 hingga terjadinya peralihan kepresidenan, dari presiden Soeharto ke presiden Habibi pada 21 Mei 1998. Peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru membawa konsekuensi perubahan strategi, politik dan kebijakan pendidikan nasional. Pada dasarnya Orde Baru adalah suatu korelasi terhadap Orde Lama yang didominasi oleh PKI dan dianggap telah menyelewengkan pancasila. Orde baru adalah memperjuangkan adanya suatu masyarakat yang adil dan makmur, baik material maupun spiritual melalui pembangunan.[1]
Orde Baru memberikan corak baru bagi kebijakan pendidikan agama islam, karena beralihnya pengaruh komunisme ke arah pemurnian pancasila melalui rencana pembangunan Nasional berkelanjutan. Terjadilah pergeseran kebijakan, dari murid berhak tidak ikut serta dalam pelajaran agama apabila mereka menyatakan keberatannya, menjadi semua murid wajib mengikuti pendidikan agama mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
             Pada dasarnya seluruh kebijakan yang lahir pada zaman orde baru, termasuk dalam bidang pendidikan, diarahkan pada upaya menopang pembangunan dalam bidang ekonomi yang ditopang oleh stabilitas ekonomi dengan pendekatan yang sentralistik. Kebijakan dalam bidang politik dapat dilihat sebagai berikut :
1.Masuknya pendidikan islam kedalam sistem pendidikan nasional. Hal ini dimulai dengan lahirnya surat keputusan bersama tiga menteri yaitu Menteri pendidikan nasional, Menteri agama, dan Menteri dalam negeri. Didalam SKB tersebut antara lain dinyatakan bahwa lulusan madrasah dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan umum dan sebaliknya, berhak mendapatkan bantuan sarana dan prasarana, biaya, dan diakui ijazahnya. Selain itu, lahir pula Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 yang memasukkan pendidikan islam mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional yang berhak mendapatkan perlakuan yang sama dalam bantuan keuangan dan sumber daya manusia.
2.Pembaruan madrasah dan pesantren, baik pada aspek fisik maupun non fisik. Pada aspek fisik pembaruan dilakukan pada peningkatan dan perlengkapan infrastruktur, sarana prasarana, dan fasilitas, seperti buku, perpustakaan, dan peralatan laboratorium. Adapun pada aspek nonfisik meliputi pembaruan bidang kelembagaan, manajemen pengelolaan, kurikulum, mutu sumber daya manusia, proses belajar mengajar, jaringan information technology (IT), dan lain sebagainya. Pmbaruan madrasah dan pesantren ini ditujukan agar selain mutu madrasah dan pesantren tidak kalah dengan mutu sekolah umum, juga agar para lulusannya dapat memasuki dunia kerja yang lebih luas. Hal ini di anggap penting, agar lulusan madrasah dan pesantren dapat memiliki berbagai peluang untuk memasuki lapangan kerja yang lebih luas, dengan demikian umat islam dapat meningkatkan kesejahteraannya dalam bidang ekonomi dan sebagainya.Usaha pembaruan pendidikan madrasah dan pesantren ini tampak cukup berhasil, karena tamatan madrasah dan pesantren tersebut tidak hanya dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi islam, melainkan juga dapat memasuki perguruan tinggi agama dan umum yang bergengsi baik didalam maupun luar negeri.
3.Pemberdayaan pendidikan islam nonformal. Pada zaman Orde baru pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam nonformal yang dilaksanakan atas inisiatif masyarakat mengalami peningkatan yang amat signifikan. Pendidikan islam nonformal tersebut antara lain dalam bentuk majelis taklim baik untuk kalangan masyarakat islam kelompok, masyarakat biasa, maupun bagi masyarakat menengah keatas. Berbagai majelis taklim baik yang diselenggarakan lembaga-lembaga kajian, maupun majelis taklim mengalami perkembangan yang amat pesat. Pada zaman Orde baru ini misalnya telah muncul ribuan majelis taklim kaum ibu yang selanjutnya tergabung dalam BKMT (Badan Kontak Majelis Taklim) mulai dari tingkat pusat sampai dengan kabupaten, kota, dan kecamatan. Melalui lembaga inilah pendidikan islam semakin meleset kedalam kehidupan masyarakat, dan mendorong lahirnya masyarakat kota yang semakin religius. Keadaan ini pada gilirannya semakin meningkatkan jumlah kalangan masyarakat islam elite tingkat atas dan menengah untuk melaksanakan ibadah haji dan terjun kedalam kegiatan pendidikan islam.
4. Pemerintah orde baru telah mendukung lahirnya berbagai pranata ekonomi, sosial, budaya dan kesenian islam. Lahirnya ikatan cendekiawan muslim se indonesia, Bank Muamalat Indonesia, Undang-Undang Peradilan Agama, dan sebagainya. Semua ini merupakan buah dari keberhasilan pembaruan pendidikan islam.[2]



B.Faktor-Faktor Pendukung Kemajuan Pendidikan Islam
Terjadinya berbagai pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam dizaman orde baru sebagaimana tersebut diatas, disebabkan karena beberapa faktor sebagai berikut :
1.Semakin membaiknya hubungan dan kerja sama antara umat islam dan pemerintah. Pemerintahan orde baru dibawah pimpinan Presiden Soeharto berkuasa lebih kurang 32 tahun yang dapat dibagi kedalam dua bagian. Selama 16 tahun pertam, hubungan antara umat islam dan pemerintah orde baru dalam keadaan tidak harmonis, tegang, saling curiga, bahkan terkadang diwarnai konflik dan peristiwa berdarah, sebagaimana yang terlihat pada peristiwa Tanjung priok, pembajakan pesawat yang diduga dilakukan oleh kelompok islam garis keras yang berseberangan dengan pemerintah. Namun pada 16 tahun kedua hubungan politik antara umat islam dan pemerintah orde baru mulai mencair, bahkan menunjukkan keadaan harmonis dan penuh pengertian yang mendalam. Hal ini terjadi disebabkan karena terjadinya perubahan yang semula bersifat ideologis politis, menjadi bersifat kultural yaitu pendekatan yang melihat islam sebagai sebuah agama yang membawa misi rahmat bagi seluruh alam yang harus diterjemahkan kedalam program-program konkret yang terkait dengan penanganan masalah umat, seperti masalah keterbelakangan dalam bidang ekonomi, kebodohan, ketertinggalan dalam penguasaan teknologi, dan lingkungan yang kumuh.
2.Semakin membaiknya ekonomi nasional. Pada zaman pemerintahan orde baru, usaha pembangunan ekonomi menjadi primadona dan pilihan utama. Dalam kaitan ini, sumber daya alam indonesia berupa minyak , hasil tambang, dan lainnya diberdayakan dengan maksimal. Melalui hasil penjualan minyak, Indonesia dapat menghimpun dana yang amat besar bagi pembangunan nasional. Selain itu, kegiatan dibidang industri, perdagangan, jasa, dan lainnya yang dilakukan para investor asing juga meningkat tajam, sehingga pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 7 %. Melalui dana yang besar inilah, pemerintah orde baru dapat membantu program pembaruan pendidikan islam.
3.Semakin stabil dan amannya pemerintahan. Pada zaman orde baru, Indonesia dikenal sebagai negara yang aman dan stabil dikawasan Asia Tenggara. Melalui program penataran P-4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila ), masyarakat Indonesia tampak makin rukun dan damai. Keadaan inilah selanjutnya telah mengundang para investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dan berbagai kegiatan pembangunan dalam bidang pendidikan Islam dapat berjalan dengan keadaan yang lebih baikdari keadaan sebelumnya.
















BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Bangsa Indonesia telah memasuki fase baru yang diberi nama Orde Baru.
Dengan demikian Orde Baru bukanlah merupakan golongan tertentu sebab orde baru bukan berupa pengelompokan fisik. Sebagaimana dikemukakan diatas MPRS pada tahun 1966 telah bersidang. Pada waktu itu sedang dilakukan upaya untuk membersihkan sisa-sisa mental G 30 S/ PKI. Dalam keputusannya bidang pendidikan agama telah mengalami kemajuan. Dengan demikian sejak tahun 1966 pendidikan agama menjadi hak wajib mulai dari Sekolah Dasar sampai Perguruan Umum Negeri di seluruh Indonesia.
Sejak tahun 1966 telah terjadi perubahan besar pada bangsa Indonesia, baik menyangkut kehidupan sosial, agama maupun politik. Periode ini disebut zaman Orde Baru dan zaman munculnya angkatan baru yang disebut angkatan 66. pemerintah Orde Baru bertekad sepenuhnya untuk kembali kepada UUD 1945 dan melaksanakannya secara murni dan konsekuen. Pemerintah dan rakyat membangun manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Berdasarkan tekad dan semangat tersebut, kehidupan beragama dan pendidikan agama khususnya, makin memperoleh tempat yang kuat dalam struktur organisasi pemerintahan dan dalam masyarakat pada umumnya.








B.Saran
Demikianlah penyusunan makalah ini, kami berharap dengan adanya penyusunan makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat sehingga menjadikan kita manusia yang senantiasa beriman kepadanya. Jika terdapat beberapa kesalahan dalam penyusunan makalah ini kami memohon maaf yang sebesar-besarnya karena tidak ada yang sempurna di muka bumi ini, dan jika terdapat beberapa hal yang mampu untuk diberi masukan dan lain-lain, kami memohon untuk memberi masukan, dan saran sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik lagi.















REFERENSI
Hikmawati, Fenti. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Bandung :Pustaka Setia,2006.
Nata, Abuddin. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana,2011.
     Zuhairini dkk. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
         Nizar, Samsul. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009.



[1] Fenti Hikmawati, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia ( Bandung : Pustaka Setia 2006), h. 71.
[2]Abuddin  Nata, Sejarah Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana 2011),h.337.
 

radhiah dhia setia: kurikulum dan pengembangannya

radhiah dhia setia: kurikulum dan pengembangannya: BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Kurikulum sampai saat ini masih hangat untuk diperbincangkan. Sebab kurikulum mempunyai peran...

metode pembelajaran SKI



BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan manusia di masa lampau dan ada kaitannya dengan keadaan masa kini. Sejarah juga merupakan pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau, yang diperoleh melalui penyelidikan dan analisis atau peristiwa-peristiwa masa lampau.
Sejarah peradaban Islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan Islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam. Dalam perspektif Islam, manusia sebagai pelaku sekaligus pembuat peradaban memiliki kedudukan dan peran inti. Kedudukan dan posisi manusia di kisahkan dalam Al Qur’an diantaranya: manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna dan paling utama Allah berfirman: Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.
 B.Rumusan Masalah
1.Apa pengertian metode dan sejarah kebudayaan islam ?
2.Metode apa saja yang bisa digunakan dalam mengajar sejarah kebudayaan islam?
3.Faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam penetapan metode yang akan digunakan mengajar ?



C.Tujuan Masalah
1.Untuk mengetahui metode dan sejarah kebudayaan islam.
2.Untuk mengetahui metode yang bisa digunakan dalam mengajar sejarah kebudayaan islam.
3.Untuk mengetahui faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penetapan metode yang akan digunakan mengajar.
















BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian metode dan sejarah kebudayaan islam
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh.[1] Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Jadi metode bisa juga berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pengertian sejarah secara etimologis berasal dari kata arab “syajarah” yang mempunyai arti “pohon kehidupan” dan yang kita kenal didalam bahasa ilmiyah yakni History, dan makna sejarah mempunyai 2 konsep yaitu: pertama, konsep sejarah yang memberikan pemahaman akan arti objektif tentang masa lampau. Kedua, sejarah menunjukan maknanya yang subjektif, karena masa lampau tersebut telah menjadi sebuah kisah atau cerita.[2]
Sejarah kebudayaan (peradaban) Islam diartikan sebagai perkembangan atau kemajuan kebudayaan Islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam mempunyai berbagai macam pengetian lain diantaranya: pertama, sejarah peradaban Islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu periode kekuasaan Islam mulai dari periode nabi Muhammad Saw sampai perkembangan kekuasaan Islam sekarang. Kedua, sejarah peradaban Islam merupakan hasil-hasil yang dicapai oleh ummat Islam dalam lapangan kesustraan, ilmu pengetahuan dan kesenian. Ketiga, sejarah perdaban Islam merupakan kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat.
Sedangkan SKI adalah singkatan dari Sejarah Kebudayaan Islam yang merupakan sebuah mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka metode pengajaran SKI merupakan cara-cara yang ditempuh oleh para guru dalam pelajaran SKI agar tujuan pelajaran SKI dapat tercapai. Ada pribahasa yang mengatakan “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya”. Atas dasar itulah betapa kedudukan sejarah amat penting dalam suatu Negara dan agama. Selain itu nilai sejarah (history) menjadi salah satu pondasi dasar dalam pembentukan pendidikan di suatu Negara yang bertujuan untuk mengembang kan pendidikan secara optimal.[3]
Jadi dapat disimpulkan betapa pentingnya pelajaran Tarikh dalam pendidikan formal untuk menciptakan dan membangun generasi yang meneladani perjuangan dan pencapaian para pahlawan islam dalam membela dan menyebarkan agama islam.
2.Metode yang bisa digunakan dalam mengajar sejarah kebudayaan islam
Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat tergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru terhadap semua mata pelajaran. Tidak ada metode pembelajaran yang terbaik untuk satu mata pelajaran tertentu. Metode yang baik ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah kesesuaian metode itu dengan karakteristik peserta didik dan struktur dan jenis materi. Ukurannya baik tidaknya metode adalah terletak pada seberapa efektif metode itu dipakai untuk menghantarkan peserta didik menguasai kompetensi yang ditentukan. Salah satunya adalah mata pelajaran SKI. Metode yang dapat digunakan dalam mata pelajaran SKI diantaranya adalah:
a.Metode ceramah
Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru umumnya didominasi dengan cara ceramah. Jadi melalui metode ceramah ini guru menceritakan/menyampaikan kejadian-kejadian masa lampau dan menjelaskan hikmah apa yang bisa diambil dari sejarah tersebut.
b.Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi yang ada dalam pelajaran SKI. Metode Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi.
c.Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.
d.Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan. Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan selanjutnya dilakukan oleh siswa. Metode ini dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang oleh siswa.[4]

e. Metode Timeline (Garis Waktu)
Metode ini tergolong tepat untuk pembelajaran sejarah karena di dalamnya termuat kronologi terjadinya peristiwa. Dengan metode ini, peserta didik bisa melihat urutan kejadian dan akhirnya juga bisa menyimpulkan hukum-hukum seperti sebab akibat dan bahkan bisa meramalkan apa yang akan terjadi dengan bantuan penguasaan Timeline beserta rentetan peristiwanya.Timeline dipakai untuk melihat perjalanan dan perkembangan satu kebudayaan oleh karena itu dia bisa dibuat panjang atau hanya sekedar periode tertentu. Timeline untuk sejarah kebudayaan Islam bisa dibuat mualai dari zaman Jahiliyah menjelang Islam. hadir sampai pada saat ini; timeline juga hanya bisa dibuat menggambarkan perjalanan peristiwa dalam satu kurun atau periode tertentu. Ini adalah metode survey sejarah yang sangat baik karena peserta didik akan melihat benang merah atau hubungan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
Langkah-langkah:
1. Sampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam pembelajaran hari itu.
2. Tunjukkan pentingnya mempelajari sejarah melalui timeline.
3. Buat timeline dengan cara menarik garis lurus horizontal dan menuliskan waktu tertentu dan beberapa kejadian penting yang terjadi di dalamnya. Waktu berikutnya juga ditulis seperti cara titik waktu pertama dan begitu terus sampai pada waktu tertentu yang sesuai dengan materi pembelajaran. Berikut ini adalah  contoh timeline yang dibuat dengan cara yang sedikit berbeda pada masa nabi sampai menjelang hijrah.
Timeline yang  ditulis dengan format satu tahun satu peristiwa penting.
4. Jelaskan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada tahun-tahun tertentu dan menjelaskan hubungannya dari tahun ke tahun.
5. Adakan tanya jawab mengenai peristiwa-peristiwa dan hubungannya satu dengan yang lain.
6. Buat kesimpulan.
7. Minta peserta didik untuk membuat timeline yang berhubungan dengan mereka masing-masing mulai dari lahir sampai saat ini.


 f.Metode concept map (peta konsep)
Peta konsep adalah cara yang praktis untuk mendeskripsikan gagasan yang ada dalam benak. Nilai praktisnya terletak pada kelenturan dan kemudahan pembuatannya. Guru bisa memanfaatkan peta konsep untuk dijadikan sebagai metode penyampaian materi sejarah. Penyampaian materi dengan peta konsep akan memudahkan siswa untuk mengikuti dan memahami alur sejarah dan memahami secara menyeluruh. Peserta didik sendiri nantinya yang akan membuat kaitan antara satu konsep dengan lainnya. Peta konsep sangat tepat dipakai untuk pembelajaran sejarah karena banyak konsep yang harus dikuasai oleh siswa untuk mengembangkan proses berpikir. Dengan peta konsep, peserta didik tidak akan mengingat dan menghafal materi sejarah secara verbatim, kata per-kata. Mereka punya kesempatan untuk membangun kata-kata mereka sendiri untuk menjelaskan hubungan satu konsep dengan lainnya. Di samping itu, Peta konsep bisa mengatasi hambatan verbal atau bahasa untuk menyampaikan gagasannya dan dalam saat yang sama bisa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang pada akhirnya akan mendorong kemampuan verbalnya, penggunaan kata-kata untuk menyampaikan gagasannya.
Terkadang istilah Peta Konsep (Concept Map) disejajarkan dengan Peta Pikiran (Mind Map). Keduanya memang mempunyai kesamaan dalam hal pembuatannya keduanya menggunakan cara kerja pembuatan peta. Sedikit perbedaan yang bisa digaris bawahi adalah bahwa Peta konsep lebih cenderung dipakai untuk menyampaikan gagasan-gagasan ilmiah yang menjadi kesepakatan umum, sementara itu, Peta Pikiran lebih bersifat personal, yaitu untuk menggambarkan ide-ide atau segala yang ada dalam pikiran seseorang. Peta pikiran merupakan metode yang sangat bagus untuk mencurahkan gagasan.[5]

Langkah-langkah:
a. Jelaskan tujuan pembelajaran dan sebutkan jenis kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.
b. Kaitkan materi yang akan dipelajari dengan keadaan peserta didik dan tunjukkan pentingnya mempelajari materi sejarah ini untuk kehidupan mereka.
c. Tunjukkan pentingnya cara belajar dengan Peta Konsep dan berikan contoh-contohnya, artinya cukup tuliskan setiap gagasan yang ada dalam pikiran ke dalam papan atau kertas. Minta semua peserta didik untuk menuliskan satu kata, konsep, gagasan, atau perasaan yang sekarang dirasakan. Dan tanyakan diakhir pelajar kenapa mereka menuliskannya dan diskusikan sebentar.
d. Buat sebuah gambar yang melambangkan topik utama sekaligus merupakan garis besar di tengah atau di atas kertas kalau hubungan antar konsepnya bersifat hirarkis, seperti silsilah keturunan. Setiap kali membuat gambar atau garis, jelaskan maksud dan hubungannya.
e. Buat garis tebal berlekuk-lekuk yang menyambung dari gambar di tengah kertas ke masing-masing cabang untuk setiap ide utama yang ada atau sebagai subjek. Cabang utama dalam mind map melambangkan sub topik utama.
f. Beri nama pada setiap ide di atas atau boleh juga menambahkan gambar-gambar kecil mengenai masing-masing ide tersebut. Hal ini dilakukan untuk merangsang penggunaan kedua sisi otak.
g. Dari setiap ide yang ada, tarik garis penghubung lainnya, yang menyebar seperti cabang-cabang pohon. Kemudian tambahkan buah pikiran ke setiap ide tadi. Cabang-cabang tambahan ini melambangkan detail-detail yang ada.
h. Buat kelompok untuk mendiskusikan Peta Konsep yang dibuat guru dipapan tulis dan minta salah satu dari masing-masing kelompok menjelaskan atau membaca Peta Konsep itu dalam kelompoknya secara bergantian. Contoh :
 g.Metode role playing ( bermain peran )
Bermain peran bisa berbentuk memerankan dialog tokoh-tokoh dalam sejarah atau memerankan diri atau kelompok sebagai ahli sejarah. Bentuk yang pertama bisa mengajak peserta didik untuk menjiwai karakter atau tokoh sejarah. Dengan cara ini, siswa merasakan dirinya sebagai aktor sejarah dan akan sangat berkesan bagi mereka. Dialog-dialog yang dipakai diusahakan untuk sederhana dengan tanpa meninggalkan gagasan-gagasan utamanya.
Langkah-langkah:
1. Susun/siapkan skenario beberapa hari minimal satu minggu sebelum tatap muka.
2. Tunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kegiatan pembelajaran.
3. Bentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 siswa atau sesuai dengan kebutuhan.
4. Beri penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5. Panggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk memainkan skenario yang sudah dipersiapkan.
6. Minta masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan.
7. Beri kertas kepada peserta didik sebagai audiens setelah selesai pementasan untuk membahas masalah yang diangkat.
8. Minta masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
9. Berikan kesimpulan secara umum.
h.Metode avtive knowledge sharing ( aktif berbagi pengetahuan )
Ini adalah satu yang dapat membawa peserta didik untuk siap belajar dengan efektif dan melibatkan unsur afektif. Metode ini dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswa di samping untuk membentuk kerja-sama kelompok.
i.Metode Storyboard telling  (papan cerita)
             Papan cerita adalah salah satu metode yang tepat untuk menyampaikan materi sejarah secara kronologis (berurutan) karena kronologis adalah termasuk karakteristik sejarah. Metode ini adalah penggabungan antara peta konsep, timeline dan narasi (bercerita) yang fungsinya adalah untuk membantu pemaparan pengetahuan sejarah.
j.Metode Scramble (Kata acak)
            Scramble merupakan permainan yang digemari oleh semua orang tidak hanya menyusun kata atau frase. Metode ini bisa mendorong peserta didik untuk berpikir secara aktif dengan materi (kata teracak) yang ada. Peserta didik dianjurkan untuk tidak menjawab pertanyaan secara langsung tapi dengan menyebut angka dari jawaban yang kata-katanya teracak.
k. Information Search (Pencarian informasi)
Metode ini bisa dipakai dalam strategi pembelajaran inquiry. Pembelajaran diawali dengan pertanyaan yang menggugah siswa untuk aktif mencari sendiri jawaban dengan cara bekerja sama dengan siswa lainnya. Pertanyaan- pertanyaan yang diajukan oleh guru lebih baik menyangkit informasi- informasi yang berhubungan dengan masalah sikap sehingga bisa menimbulkan diskusi kelompok yang kondusif.

3.Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penetapan metode yang akan digunakan mengajar.
Dalam menentukan metode pengajaran seorang guru tidak boleh gegabah dalam penetapan metode yang akan digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tujuan yang hendak dicapai
Guru haruslah mengetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapainya, supaya metode dan media pendukungnya bisa digunakan secara optimal dan maksimal.
2. Audiens (siswa)
Seorang guru hendaknya memperhatikan Audiens (siswa) terlebih dahulu sebelum menentukan metode yang akan digunakan, karna jumlah dan karakter siswa, sangat berpengaruh pada umpan balik dan tujuan yang diharapkan seorang guru.
3.Fasilitas
Fasilitas menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam penetapan metode pengajaran, namun harus kita ingat fasilitas disini tidak hanya berkutat kepada materi semata namun non materi seperti waktu yang diberikan untuk seorang guru dalam menyampaikan materinya.
4. keunggulan dan kelemahan metode tertentu
tidak ada satu metode yang dapat dikatakan lebih baik karena metode-metode yang ada bisa bersifat tidak efektif apabila tidak tercapainya tujuan yang diharapkan atas dasar itulah hendaknya guru memperhatikan beberapa fakto-faktor yang telah di jelaskan di atas.[6]




  












BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun pentingnya belajar SKI yaitu untuk menciptakan dan membangun generasi yang meneladani perjuangan dan pencapaian para pahlawan islam dalam membela dan menyebarkan agama islam.
Dalam pembelajaran SKI ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: ceramah, demonstrasi, diskusi, tanya jawab, timeline, concept map, Role Playing (Bermain Peran), Active Knowledge Sharing (Aktif Berbagi Pengetahuan), dan sebagainya sesuai dengan materi apa yang ingin disampaikan ketika pelajaran SKI belangsung.
Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Penetapan Metode Yang Akan Digunakan dalam mengajar : Tujuan yang hendak dicapai, Audiens (siswa), Fasilitas, keunggulan dan kelemahan metode tertentu.
B.Saran
Demikianlah penyusunan makalah ini, kami berharap dengan adanya penyusunan makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat sehingga menjadikan kita manusia yang senantiasa beriman kepadanya. Jika terdapat beberapa kesalahan dalam penyusunan makalah ini kami memohon maaf yang sebesar-besarnya karena tidak ada yang sempurna di muka bumi ini, dan jika terdapat beberapa hal yang mampu untuk diberi masukan dan lain-lain, kami memohon untuk memberi masukan, dan saran sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik lagi.

REFERENSI

 Atabik Ali , Kamus Kontemporer Arab Indonesia Cet. VIII ,Yogyakarta : Multikarya Grafika,2003.
Hanafi , Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta pusat :  Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,2009.
Prawiradilaja . Prinsip Disain Pembelajaran: Instructional Design Principles ,  Jakarta :  Kencana,2008.
 Ramayulis. Metodologi Pengajaran Agama Islam.  Jakarta : Kalam Mulia, 2001 .

 Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta,2008.
 Warson, Ahmad. Kamus al-Munawwir, Yogyakarta : PP. Al-Munawwir Krapyak,1984.
 http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/pengertian-metode.html Diakses Tanggal 06 Desember 2014, Pukul 15:07 WITA.
http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/04/sejarah-kebudayaan-Islam/ Diakses Tanggal 06 Desember 2014, Pukul 15:07 WITA.



[1] Ahmad Warson, Kamus al-Munawwir,( Yogyakarta ,1984), PP. Al-Munawwir Krapyak.
[2] Atabik Ali, Kamus Kontemporer Arab Indonesia Cet. VIII (Yogyakarta, 2003 ), Multikarya Grafika.
[3] Hanafi , Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. ( Jakarta pusat, 2009 )Direktorat Jenderal Pendidikan Islam .
[4] Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar. ( Jakarta , 2008 ) Rineka Cipta.
[5] Prawiradilaja . Prinsip Disain Pembelajaran: Instructional Design Principles. ( Jakarta, 2008 ),Kencana.
[6] Ramayulis. Metodologi Pengajaran Agama Islam. ( Jakarta : Kalam Mulia, 2001 ).