Halaman

Senin, 08 Desember 2014

metode pembelajaran SKI



BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan manusia di masa lampau dan ada kaitannya dengan keadaan masa kini. Sejarah juga merupakan pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai kehidupan masa lampau, yang diperoleh melalui penyelidikan dan analisis atau peristiwa-peristiwa masa lampau.
Sejarah peradaban Islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan Islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam. Dalam perspektif Islam, manusia sebagai pelaku sekaligus pembuat peradaban memiliki kedudukan dan peran inti. Kedudukan dan posisi manusia di kisahkan dalam Al Qur’an diantaranya: manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna dan paling utama Allah berfirman: Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang Telah kami ciptakan.
 B.Rumusan Masalah
1.Apa pengertian metode dan sejarah kebudayaan islam ?
2.Metode apa saja yang bisa digunakan dalam mengajar sejarah kebudayaan islam?
3.Faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam penetapan metode yang akan digunakan mengajar ?



C.Tujuan Masalah
1.Untuk mengetahui metode dan sejarah kebudayaan islam.
2.Untuk mengetahui metode yang bisa digunakan dalam mengajar sejarah kebudayaan islam.
3.Untuk mengetahui faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penetapan metode yang akan digunakan mengajar.
















BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian metode dan sejarah kebudayaan islam
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh.[1] Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Jadi metode bisa juga berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pengertian sejarah secara etimologis berasal dari kata arab “syajarah” yang mempunyai arti “pohon kehidupan” dan yang kita kenal didalam bahasa ilmiyah yakni History, dan makna sejarah mempunyai 2 konsep yaitu: pertama, konsep sejarah yang memberikan pemahaman akan arti objektif tentang masa lampau. Kedua, sejarah menunjukan maknanya yang subjektif, karena masa lampau tersebut telah menjadi sebuah kisah atau cerita.[2]
Sejarah kebudayaan (peradaban) Islam diartikan sebagai perkembangan atau kemajuan kebudayaan Islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam mempunyai berbagai macam pengetian lain diantaranya: pertama, sejarah peradaban Islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu periode kekuasaan Islam mulai dari periode nabi Muhammad Saw sampai perkembangan kekuasaan Islam sekarang. Kedua, sejarah peradaban Islam merupakan hasil-hasil yang dicapai oleh ummat Islam dalam lapangan kesustraan, ilmu pengetahuan dan kesenian. Ketiga, sejarah perdaban Islam merupakan kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup bermasyarakat.
Sedangkan SKI adalah singkatan dari Sejarah Kebudayaan Islam yang merupakan sebuah mata pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladan, penggunaan pengalaman dan pembiasaan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka metode pengajaran SKI merupakan cara-cara yang ditempuh oleh para guru dalam pelajaran SKI agar tujuan pelajaran SKI dapat tercapai. Ada pribahasa yang mengatakan “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya”. Atas dasar itulah betapa kedudukan sejarah amat penting dalam suatu Negara dan agama. Selain itu nilai sejarah (history) menjadi salah satu pondasi dasar dalam pembentukan pendidikan di suatu Negara yang bertujuan untuk mengembang kan pendidikan secara optimal.[3]
Jadi dapat disimpulkan betapa pentingnya pelajaran Tarikh dalam pendidikan formal untuk menciptakan dan membangun generasi yang meneladani perjuangan dan pencapaian para pahlawan islam dalam membela dan menyebarkan agama islam.
2.Metode yang bisa digunakan dalam mengajar sejarah kebudayaan islam
Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat tergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru. Berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru terhadap semua mata pelajaran. Tidak ada metode pembelajaran yang terbaik untuk satu mata pelajaran tertentu. Metode yang baik ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah kesesuaian metode itu dengan karakteristik peserta didik dan struktur dan jenis materi. Ukurannya baik tidaknya metode adalah terletak pada seberapa efektif metode itu dipakai untuk menghantarkan peserta didik menguasai kompetensi yang ditentukan. Salah satunya adalah mata pelajaran SKI. Metode yang dapat digunakan dalam mata pelajaran SKI diantaranya adalah:
a.Metode ceramah
Metode ceramah ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru umumnya didominasi dengan cara ceramah. Jadi melalui metode ceramah ini guru menceritakan/menyampaikan kejadian-kejadian masa lampau dan menjelaskan hikmah apa yang bisa diambil dari sejarah tersebut.
b.Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi yang ada dalam pelajaran SKI. Metode Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi.
c.Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu pemecahan masalah.
d.Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda yang sedang dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan. Demonstrasi akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan selanjutnya dilakukan oleh siswa. Metode ini dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang oleh siswa.[4]

e. Metode Timeline (Garis Waktu)
Metode ini tergolong tepat untuk pembelajaran sejarah karena di dalamnya termuat kronologi terjadinya peristiwa. Dengan metode ini, peserta didik bisa melihat urutan kejadian dan akhirnya juga bisa menyimpulkan hukum-hukum seperti sebab akibat dan bahkan bisa meramalkan apa yang akan terjadi dengan bantuan penguasaan Timeline beserta rentetan peristiwanya.Timeline dipakai untuk melihat perjalanan dan perkembangan satu kebudayaan oleh karena itu dia bisa dibuat panjang atau hanya sekedar periode tertentu. Timeline untuk sejarah kebudayaan Islam bisa dibuat mualai dari zaman Jahiliyah menjelang Islam. hadir sampai pada saat ini; timeline juga hanya bisa dibuat menggambarkan perjalanan peristiwa dalam satu kurun atau periode tertentu. Ini adalah metode survey sejarah yang sangat baik karena peserta didik akan melihat benang merah atau hubungan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
Langkah-langkah:
1. Sampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam pembelajaran hari itu.
2. Tunjukkan pentingnya mempelajari sejarah melalui timeline.
3. Buat timeline dengan cara menarik garis lurus horizontal dan menuliskan waktu tertentu dan beberapa kejadian penting yang terjadi di dalamnya. Waktu berikutnya juga ditulis seperti cara titik waktu pertama dan begitu terus sampai pada waktu tertentu yang sesuai dengan materi pembelajaran. Berikut ini adalah  contoh timeline yang dibuat dengan cara yang sedikit berbeda pada masa nabi sampai menjelang hijrah.
Timeline yang  ditulis dengan format satu tahun satu peristiwa penting.
4. Jelaskan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada tahun-tahun tertentu dan menjelaskan hubungannya dari tahun ke tahun.
5. Adakan tanya jawab mengenai peristiwa-peristiwa dan hubungannya satu dengan yang lain.
6. Buat kesimpulan.
7. Minta peserta didik untuk membuat timeline yang berhubungan dengan mereka masing-masing mulai dari lahir sampai saat ini.


 f.Metode concept map (peta konsep)
Peta konsep adalah cara yang praktis untuk mendeskripsikan gagasan yang ada dalam benak. Nilai praktisnya terletak pada kelenturan dan kemudahan pembuatannya. Guru bisa memanfaatkan peta konsep untuk dijadikan sebagai metode penyampaian materi sejarah. Penyampaian materi dengan peta konsep akan memudahkan siswa untuk mengikuti dan memahami alur sejarah dan memahami secara menyeluruh. Peserta didik sendiri nantinya yang akan membuat kaitan antara satu konsep dengan lainnya. Peta konsep sangat tepat dipakai untuk pembelajaran sejarah karena banyak konsep yang harus dikuasai oleh siswa untuk mengembangkan proses berpikir. Dengan peta konsep, peserta didik tidak akan mengingat dan menghafal materi sejarah secara verbatim, kata per-kata. Mereka punya kesempatan untuk membangun kata-kata mereka sendiri untuk menjelaskan hubungan satu konsep dengan lainnya. Di samping itu, Peta konsep bisa mengatasi hambatan verbal atau bahasa untuk menyampaikan gagasannya dan dalam saat yang sama bisa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang pada akhirnya akan mendorong kemampuan verbalnya, penggunaan kata-kata untuk menyampaikan gagasannya.
Terkadang istilah Peta Konsep (Concept Map) disejajarkan dengan Peta Pikiran (Mind Map). Keduanya memang mempunyai kesamaan dalam hal pembuatannya keduanya menggunakan cara kerja pembuatan peta. Sedikit perbedaan yang bisa digaris bawahi adalah bahwa Peta konsep lebih cenderung dipakai untuk menyampaikan gagasan-gagasan ilmiah yang menjadi kesepakatan umum, sementara itu, Peta Pikiran lebih bersifat personal, yaitu untuk menggambarkan ide-ide atau segala yang ada dalam pikiran seseorang. Peta pikiran merupakan metode yang sangat bagus untuk mencurahkan gagasan.[5]

Langkah-langkah:
a. Jelaskan tujuan pembelajaran dan sebutkan jenis kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.
b. Kaitkan materi yang akan dipelajari dengan keadaan peserta didik dan tunjukkan pentingnya mempelajari materi sejarah ini untuk kehidupan mereka.
c. Tunjukkan pentingnya cara belajar dengan Peta Konsep dan berikan contoh-contohnya, artinya cukup tuliskan setiap gagasan yang ada dalam pikiran ke dalam papan atau kertas. Minta semua peserta didik untuk menuliskan satu kata, konsep, gagasan, atau perasaan yang sekarang dirasakan. Dan tanyakan diakhir pelajar kenapa mereka menuliskannya dan diskusikan sebentar.
d. Buat sebuah gambar yang melambangkan topik utama sekaligus merupakan garis besar di tengah atau di atas kertas kalau hubungan antar konsepnya bersifat hirarkis, seperti silsilah keturunan. Setiap kali membuat gambar atau garis, jelaskan maksud dan hubungannya.
e. Buat garis tebal berlekuk-lekuk yang menyambung dari gambar di tengah kertas ke masing-masing cabang untuk setiap ide utama yang ada atau sebagai subjek. Cabang utama dalam mind map melambangkan sub topik utama.
f. Beri nama pada setiap ide di atas atau boleh juga menambahkan gambar-gambar kecil mengenai masing-masing ide tersebut. Hal ini dilakukan untuk merangsang penggunaan kedua sisi otak.
g. Dari setiap ide yang ada, tarik garis penghubung lainnya, yang menyebar seperti cabang-cabang pohon. Kemudian tambahkan buah pikiran ke setiap ide tadi. Cabang-cabang tambahan ini melambangkan detail-detail yang ada.
h. Buat kelompok untuk mendiskusikan Peta Konsep yang dibuat guru dipapan tulis dan minta salah satu dari masing-masing kelompok menjelaskan atau membaca Peta Konsep itu dalam kelompoknya secara bergantian. Contoh :
 g.Metode role playing ( bermain peran )
Bermain peran bisa berbentuk memerankan dialog tokoh-tokoh dalam sejarah atau memerankan diri atau kelompok sebagai ahli sejarah. Bentuk yang pertama bisa mengajak peserta didik untuk menjiwai karakter atau tokoh sejarah. Dengan cara ini, siswa merasakan dirinya sebagai aktor sejarah dan akan sangat berkesan bagi mereka. Dialog-dialog yang dipakai diusahakan untuk sederhana dengan tanpa meninggalkan gagasan-gagasan utamanya.
Langkah-langkah:
1. Susun/siapkan skenario beberapa hari minimal satu minggu sebelum tatap muka.
2. Tunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kegiatan pembelajaran.
3. Bentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 siswa atau sesuai dengan kebutuhan.
4. Beri penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5. Panggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk memainkan skenario yang sudah dipersiapkan.
6. Minta masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan.
7. Beri kertas kepada peserta didik sebagai audiens setelah selesai pementasan untuk membahas masalah yang diangkat.
8. Minta masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
9. Berikan kesimpulan secara umum.
h.Metode avtive knowledge sharing ( aktif berbagi pengetahuan )
Ini adalah satu yang dapat membawa peserta didik untuk siap belajar dengan efektif dan melibatkan unsur afektif. Metode ini dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswa di samping untuk membentuk kerja-sama kelompok.
i.Metode Storyboard telling  (papan cerita)
             Papan cerita adalah salah satu metode yang tepat untuk menyampaikan materi sejarah secara kronologis (berurutan) karena kronologis adalah termasuk karakteristik sejarah. Metode ini adalah penggabungan antara peta konsep, timeline dan narasi (bercerita) yang fungsinya adalah untuk membantu pemaparan pengetahuan sejarah.
j.Metode Scramble (Kata acak)
            Scramble merupakan permainan yang digemari oleh semua orang tidak hanya menyusun kata atau frase. Metode ini bisa mendorong peserta didik untuk berpikir secara aktif dengan materi (kata teracak) yang ada. Peserta didik dianjurkan untuk tidak menjawab pertanyaan secara langsung tapi dengan menyebut angka dari jawaban yang kata-katanya teracak.
k. Information Search (Pencarian informasi)
Metode ini bisa dipakai dalam strategi pembelajaran inquiry. Pembelajaran diawali dengan pertanyaan yang menggugah siswa untuk aktif mencari sendiri jawaban dengan cara bekerja sama dengan siswa lainnya. Pertanyaan- pertanyaan yang diajukan oleh guru lebih baik menyangkit informasi- informasi yang berhubungan dengan masalah sikap sehingga bisa menimbulkan diskusi kelompok yang kondusif.

3.Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penetapan metode yang akan digunakan mengajar.
Dalam menentukan metode pengajaran seorang guru tidak boleh gegabah dalam penetapan metode yang akan digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tujuan yang hendak dicapai
Guru haruslah mengetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapainya, supaya metode dan media pendukungnya bisa digunakan secara optimal dan maksimal.
2. Audiens (siswa)
Seorang guru hendaknya memperhatikan Audiens (siswa) terlebih dahulu sebelum menentukan metode yang akan digunakan, karna jumlah dan karakter siswa, sangat berpengaruh pada umpan balik dan tujuan yang diharapkan seorang guru.
3.Fasilitas
Fasilitas menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam penetapan metode pengajaran, namun harus kita ingat fasilitas disini tidak hanya berkutat kepada materi semata namun non materi seperti waktu yang diberikan untuk seorang guru dalam menyampaikan materinya.
4. keunggulan dan kelemahan metode tertentu
tidak ada satu metode yang dapat dikatakan lebih baik karena metode-metode yang ada bisa bersifat tidak efektif apabila tidak tercapainya tujuan yang diharapkan atas dasar itulah hendaknya guru memperhatikan beberapa fakto-faktor yang telah di jelaskan di atas.[6]




  












BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Adapun pentingnya belajar SKI yaitu untuk menciptakan dan membangun generasi yang meneladani perjuangan dan pencapaian para pahlawan islam dalam membela dan menyebarkan agama islam.
Dalam pembelajaran SKI ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: ceramah, demonstrasi, diskusi, tanya jawab, timeline, concept map, Role Playing (Bermain Peran), Active Knowledge Sharing (Aktif Berbagi Pengetahuan), dan sebagainya sesuai dengan materi apa yang ingin disampaikan ketika pelajaran SKI belangsung.
Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Penetapan Metode Yang Akan Digunakan dalam mengajar : Tujuan yang hendak dicapai, Audiens (siswa), Fasilitas, keunggulan dan kelemahan metode tertentu.
B.Saran
Demikianlah penyusunan makalah ini, kami berharap dengan adanya penyusunan makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat sehingga menjadikan kita manusia yang senantiasa beriman kepadanya. Jika terdapat beberapa kesalahan dalam penyusunan makalah ini kami memohon maaf yang sebesar-besarnya karena tidak ada yang sempurna di muka bumi ini, dan jika terdapat beberapa hal yang mampu untuk diberi masukan dan lain-lain, kami memohon untuk memberi masukan, dan saran sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik lagi.

REFERENSI

 Atabik Ali , Kamus Kontemporer Arab Indonesia Cet. VIII ,Yogyakarta : Multikarya Grafika,2003.
Hanafi , Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta pusat :  Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,2009.
Prawiradilaja . Prinsip Disain Pembelajaran: Instructional Design Principles ,  Jakarta :  Kencana,2008.
 Ramayulis. Metodologi Pengajaran Agama Islam.  Jakarta : Kalam Mulia, 2001 .

 Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta,2008.
 Warson, Ahmad. Kamus al-Munawwir, Yogyakarta : PP. Al-Munawwir Krapyak,1984.
 http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/pengertian-metode.html Diakses Tanggal 06 Desember 2014, Pukul 15:07 WITA.
http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/04/sejarah-kebudayaan-Islam/ Diakses Tanggal 06 Desember 2014, Pukul 15:07 WITA.



[1] Ahmad Warson, Kamus al-Munawwir,( Yogyakarta ,1984), PP. Al-Munawwir Krapyak.
[2] Atabik Ali, Kamus Kontemporer Arab Indonesia Cet. VIII (Yogyakarta, 2003 ), Multikarya Grafika.
[3] Hanafi , Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. ( Jakarta pusat, 2009 )Direktorat Jenderal Pendidikan Islam .
[4] Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar. ( Jakarta , 2008 ) Rineka Cipta.
[5] Prawiradilaja . Prinsip Disain Pembelajaran: Instructional Design Principles. ( Jakarta, 2008 ),Kencana.
[6] Ramayulis. Metodologi Pengajaran Agama Islam. ( Jakarta : Kalam Mulia, 2001 ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar