Senin, 08 Desember 2014
radhiah dhia setia: metode pembelajaran SKI
radhiah dhia setia: metode pembelajaran SKI: BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan man...
radhiah dhia setia: metode pembelajaran SKI
radhiah dhia setia: metode pembelajaran SKI: BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sejarah merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian, peristiwa-peristiwa dan keadaan man...
pendidikan islam pada oede baru
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Masa sejarah islam merupakan salah satu dari periodesasi perjalanan sejarah
pendidikan islam di Indonesia. Hal ini karena lahirnya kerajaan islam yang
disertai berbagai kebijakan dari penguasaannya. Saat itu sangat mewarnai
sejarah islam diindonesia. Terlebih-lebih agama islam juga pernah dijadikan
sebagai agama resmi negara/ kerajaan pada saat itu. Perjalanan sejarah
pendidikan islam di Indonesia tidak bisa mengesampingkan keadaan
islam pada masa kerajaan islam ini.
Pendidikan islam itu menjadi tolak ukur bagaimana islam dan umatnya telah
memainkan peranannya dalam berbagai aspek social, politik, maupun budaya. Oleh
karena itu untuk melacak sejarah pendidikan islam di Indonesia dengan
periodesasinya, baik dalam pemikiran, isi, maupun pertumbuhan organisasi dan
kelembagaannya. Tidak mugkin dilepaskan dari fase-fase yang dilaluinya. Adanya
ketegangan-ketegangan politik antara negara dengan umat Islam yang merasa
khawatir dengan kebijakan-kebijakan pemerintah ternyata telah mendorong
intensifikasi rasa identitas keagamaan di sebagian kalangan umat Islam.
Menguatnya rasa identitas keagamaan umat tersebut merupakan pembuka jalan bagi
masuknya semangat kebangkitan Islam yang saat itu sedang berkembang di Timur
Tengah Munculnya
semangat kebangkitan Islam di Indonesia merupakan sebuah anugerah terselubung
dari kondisi umat Islam yang sedang terpuruk akibat kebijakan Orde Baru saat
itu.
Kalau kita
mau mengamati secara mendalam akan perkembangan islam di indonesia maka kita
harus mengamati mulai dari islam masuk, penyebaran, pengamalan, perkembangan,
dan kondisi yang sekarang kita alami di indonesia. Sebab, peristiwa sejarah
merupakan problematika yang meliputi dimensi waktu masa lampau, sekarang dan
masa yang akan datang. Namun, dalam makalah ini penulis hanya
membatasi pembahasan makalah pada pendidikan
islam di masa pemerintahan orde baru.
B.Rumusan
Masalah
1.Bagaimana
pendidikan islam pada masa orde baru ?
2.Apa
saja faktor-faktor pendukung kemajuan pendidikan islam ?
C.Tujuan
Masalah
1.Untuk
mengetahui pendidikan islam pada masa orde baru.
2.Untuk
mengetahui faktor-faktor pendukung kemajuan pendidikan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pendidikan
Islam pada Masa Orde Baru
Orde baru
secara harfiah adalah masa yang baru yang menggantikan masa kekuasaan orde
lama. Namun secara politis, Orde baru diartikan suatu masa untuk mengembalikan
negara Republik Indonesia kedalam sebuah tatanan yang sesuai dengan haluan
negara sebagaimana yang terdapat dalam undang-undang.
Orde baru
adalah masa pemerintahan di Indonesia sejak 11 Maret 1966 hingga terjadinya
peralihan kepresidenan, dari presiden Soeharto ke presiden Habibi pada 21 Mei
1998. Peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru membawa konsekuensi perubahan
strategi, politik dan kebijakan pendidikan nasional. Pada dasarnya Orde Baru
adalah suatu korelasi terhadap Orde Lama yang didominasi oleh PKI dan dianggap
telah menyelewengkan pancasila. Orde baru adalah memperjuangkan adanya suatu
masyarakat yang adil dan makmur, baik material maupun spiritual melalui
pembangunan.[1]
Orde Baru
memberikan corak baru bagi kebijakan pendidikan agama islam, karena beralihnya
pengaruh komunisme ke arah pemurnian pancasila melalui rencana pembangunan
Nasional berkelanjutan. Terjadilah pergeseran kebijakan, dari murid berhak
tidak ikut serta dalam pelajaran agama apabila mereka menyatakan keberatannya,
menjadi semua murid wajib mengikuti pendidikan agama mulai dari sekolah dasar
hingga perguruan tinggi.
Pada dasarnya seluruh kebijakan yang lahir
pada zaman orde baru, termasuk dalam bidang pendidikan, diarahkan pada upaya
menopang pembangunan dalam bidang ekonomi yang ditopang oleh stabilitas ekonomi
dengan pendekatan yang sentralistik. Kebijakan dalam bidang politik dapat
dilihat sebagai berikut :
1.Masuknya
pendidikan islam kedalam sistem pendidikan nasional. Hal ini dimulai dengan
lahirnya surat keputusan bersama tiga menteri yaitu Menteri pendidikan
nasional, Menteri agama, dan Menteri dalam negeri. Didalam SKB tersebut antara
lain dinyatakan bahwa lulusan madrasah dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan
umum dan sebaliknya, berhak mendapatkan bantuan sarana dan prasarana, biaya,
dan diakui ijazahnya. Selain itu, lahir pula Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989
yang memasukkan pendidikan islam mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga
perguruan tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional yang berhak
mendapatkan perlakuan yang sama dalam bantuan keuangan dan sumber daya manusia.
2.Pembaruan
madrasah dan pesantren, baik pada aspek fisik maupun non fisik. Pada aspek
fisik pembaruan dilakukan pada peningkatan dan perlengkapan infrastruktur,
sarana prasarana, dan fasilitas, seperti buku, perpustakaan, dan peralatan
laboratorium. Adapun pada aspek nonfisik meliputi pembaruan bidang kelembagaan,
manajemen pengelolaan, kurikulum, mutu sumber daya manusia, proses belajar
mengajar, jaringan information technology (IT), dan lain sebagainya. Pmbaruan
madrasah dan pesantren ini ditujukan agar selain mutu madrasah dan pesantren
tidak kalah dengan mutu sekolah umum, juga agar para lulusannya dapat memasuki
dunia kerja yang lebih luas. Hal ini di anggap penting, agar lulusan madrasah
dan pesantren dapat memiliki berbagai peluang untuk memasuki lapangan kerja
yang lebih luas, dengan demikian umat islam dapat meningkatkan kesejahteraannya
dalam bidang ekonomi dan sebagainya.Usaha pembaruan pendidikan madrasah dan
pesantren ini tampak cukup berhasil, karena tamatan madrasah dan pesantren
tersebut tidak hanya dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi islam, melainkan
juga dapat memasuki perguruan tinggi agama dan umum yang bergengsi baik didalam
maupun luar negeri.
3.Pemberdayaan
pendidikan islam nonformal. Pada zaman Orde baru pertumbuhan dan perkembangan
pendidikan islam nonformal yang dilaksanakan atas inisiatif masyarakat
mengalami peningkatan yang amat signifikan. Pendidikan islam nonformal tersebut
antara lain dalam bentuk majelis taklim baik untuk kalangan masyarakat islam
kelompok, masyarakat biasa, maupun bagi masyarakat menengah keatas. Berbagai
majelis taklim baik yang diselenggarakan lembaga-lembaga kajian, maupun majelis
taklim mengalami perkembangan yang amat pesat. Pada zaman Orde baru ini
misalnya telah muncul ribuan majelis taklim kaum ibu yang selanjutnya tergabung
dalam BKMT (Badan Kontak Majelis Taklim) mulai dari tingkat pusat sampai dengan
kabupaten, kota, dan kecamatan. Melalui lembaga inilah pendidikan islam semakin
meleset kedalam kehidupan masyarakat, dan mendorong lahirnya masyarakat kota
yang semakin religius. Keadaan ini pada gilirannya semakin meningkatkan jumlah
kalangan masyarakat islam elite tingkat atas dan menengah untuk melaksanakan
ibadah haji dan terjun kedalam kegiatan pendidikan islam.
4.
Pemerintah orde baru telah mendukung lahirnya berbagai pranata ekonomi, sosial,
budaya dan kesenian islam. Lahirnya ikatan cendekiawan muslim se indonesia, Bank
Muamalat Indonesia, Undang-Undang Peradilan Agama, dan sebagainya. Semua ini
merupakan buah dari keberhasilan pembaruan pendidikan islam.[2]
B.Faktor-Faktor
Pendukung Kemajuan Pendidikan Islam
Terjadinya
berbagai pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam dizaman orde baru
sebagaimana tersebut diatas, disebabkan karena beberapa faktor sebagai berikut
:
1.Semakin
membaiknya hubungan dan kerja sama antara umat islam dan pemerintah.
Pemerintahan orde baru dibawah pimpinan Presiden Soeharto berkuasa lebih kurang
32 tahun yang dapat dibagi kedalam dua bagian. Selama 16 tahun pertam, hubungan
antara umat islam dan pemerintah orde baru dalam keadaan tidak harmonis,
tegang, saling curiga, bahkan terkadang diwarnai konflik dan peristiwa
berdarah, sebagaimana yang terlihat pada peristiwa Tanjung priok, pembajakan
pesawat yang diduga dilakukan oleh kelompok islam garis keras yang
berseberangan dengan pemerintah. Namun pada 16 tahun kedua hubungan politik
antara umat islam dan pemerintah orde baru mulai mencair, bahkan menunjukkan
keadaan harmonis dan penuh pengertian yang mendalam. Hal ini terjadi disebabkan
karena terjadinya perubahan yang semula bersifat ideologis politis, menjadi
bersifat kultural yaitu pendekatan yang melihat islam sebagai sebuah agama yang
membawa misi rahmat bagi seluruh alam yang harus diterjemahkan kedalam
program-program konkret yang terkait dengan penanganan masalah umat, seperti
masalah keterbelakangan dalam bidang ekonomi, kebodohan, ketertinggalan dalam
penguasaan teknologi, dan lingkungan yang kumuh.
2.Semakin
membaiknya ekonomi nasional. Pada zaman pemerintahan orde baru, usaha
pembangunan ekonomi menjadi primadona dan pilihan utama. Dalam kaitan ini,
sumber daya alam indonesia berupa minyak , hasil tambang, dan lainnya
diberdayakan dengan maksimal. Melalui hasil penjualan minyak, Indonesia dapat
menghimpun dana yang amat besar bagi pembangunan nasional. Selain itu, kegiatan
dibidang industri, perdagangan, jasa, dan lainnya yang dilakukan para investor
asing juga meningkat tajam, sehingga pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 7 %.
Melalui dana yang besar inilah, pemerintah orde baru dapat membantu program
pembaruan pendidikan islam.
3.Semakin
stabil dan amannya pemerintahan. Pada zaman orde baru, Indonesia dikenal
sebagai negara yang aman dan stabil dikawasan Asia Tenggara. Melalui program
penataran P-4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila ), masyarakat
Indonesia tampak makin rukun dan damai. Keadaan inilah selanjutnya telah
mengundang para investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dan
berbagai kegiatan pembangunan dalam bidang pendidikan Islam dapat berjalan
dengan keadaan yang lebih baikdari keadaan sebelumnya.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Bangsa Indonesia telah memasuki fase baru yang diberi nama Orde
Baru.
Dengan demikian Orde
Baru bukanlah merupakan golongan tertentu sebab orde baru bukan berupa
pengelompokan fisik. Sebagaimana dikemukakan diatas MPRS pada tahun 1966 telah bersidang. Pada waktu
itu sedang dilakukan upaya untuk membersihkan sisa-sisa mental G 30 S/ PKI.
Dalam keputusannya bidang pendidikan agama telah mengalami kemajuan. Dengan
demikian sejak tahun 1966 pendidikan agama menjadi hak wajib mulai dari Sekolah
Dasar sampai Perguruan Umum Negeri di seluruh Indonesia.
Sejak tahun 1966 telah terjadi
perubahan besar pada bangsa Indonesia, baik menyangkut kehidupan sosial, agama
maupun politik. Periode ini disebut zaman Orde Baru dan zaman munculnya
angkatan baru yang disebut angkatan 66. pemerintah Orde Baru bertekad
sepenuhnya untuk kembali kepada UUD 1945 dan melaksanakannya secara murni dan
konsekuen. Pemerintah dan rakyat membangun manusia seutuhnya dan masyarakat
Indonesia seluruhnya. Berdasarkan tekad dan semangat tersebut, kehidupan
beragama dan pendidikan agama khususnya, makin memperoleh tempat yang kuat
dalam struktur organisasi pemerintahan dan dalam masyarakat pada umumnya.
B.Saran
Demikianlah
penyusunan makalah ini, kami berharap dengan adanya penyusunan makalah ini
dapat memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat sehingga menjadikan kita manusia
yang senantiasa beriman kepadanya. Jika terdapat beberapa kesalahan dalam
penyusunan makalah ini kami memohon maaf yang sebesar-besarnya karena tidak ada
yang sempurna di muka bumi ini, dan jika terdapat beberapa hal yang mampu untuk
diberi masukan dan lain-lain, kami memohon untuk memberi masukan, dan saran
sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik lagi.
REFERENSI
Hikmawati,
Fenti. Sejarah Pendidikan Islam di
Indonesia. Bandung :Pustaka Setia,2006.
Nata,
Abuddin. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana,2011.
Zuhairini dkk. Sejarah Pendidikan
Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Nizar, Samsul. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2009.
radhiah dhia setia: kurikulum dan pengembangannya
radhiah dhia setia: kurikulum dan pengembangannya: BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Kurikulum sampai saat ini masih hangat untuk diperbincangkan. Sebab kurikulum mempunyai peran...
metode pembelajaran SKI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Sejarah
merupakan pengetahuan mengenai kejadian kejadian, peristiwa-peristiwa dan
keadaan manusia di masa lampau dan ada kaitannya dengan keadaan masa kini.
Sejarah juga merupakan pengetahuan tentang hukum-hukum yang tampak menguasai
kehidupan masa lampau, yang diperoleh melalui penyelidikan dan analisis atau
peristiwa-peristiwa masa lampau.
Sejarah
peradaban Islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan Islam
dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam. Dalam perspektif Islam,
manusia sebagai pelaku sekaligus pembuat peradaban memiliki kedudukan dan peran
inti. Kedudukan dan posisi manusia di kisahkan dalam Al Qur’an diantaranya:
manusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna dan paling utama Allah
berfirman: Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut
mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan
kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk
yang Telah kami ciptakan.
B.Rumusan Masalah
1.Apa
pengertian metode dan sejarah kebudayaan islam ?
2.Metode
apa saja yang bisa digunakan dalam mengajar sejarah kebudayaan islam?
3.Faktor-faktor
apa saja yang harus diperhatikan dalam penetapan metode yang akan digunakan mengajar
?
C.Tujuan
Masalah
1.Untuk
mengetahui metode dan sejarah kebudayaan islam.
2.Untuk
mengetahui metode yang bisa digunakan dalam mengajar sejarah kebudayaan islam.
3.Untuk
mengetahui faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penetapan metode yang
akan digunakan mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian
metode dan sejarah kebudayaan islam
Metode
berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang
ditempuh.[1]
Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk
dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Jadi metode
bisa juga berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Pengertian
sejarah secara etimologis berasal dari kata arab “syajarah” yang mempunyai
arti “pohon kehidupan” dan yang kita kenal didalam bahasa ilmiyah yakni
History, dan makna sejarah mempunyai 2 konsep yaitu: pertama, konsep sejarah
yang memberikan pemahaman akan arti objektif tentang masa lampau. Kedua,
sejarah menunjukan maknanya yang subjektif, karena masa lampau tersebut telah
menjadi sebuah kisah atau cerita.[2]
Sejarah
kebudayaan (peradaban) Islam diartikan sebagai perkembangan atau kemajuan
kebudayaan Islam dalam perspektif sejarahnya, dan peradaban Islam mempunyai
berbagai macam pengetian lain diantaranya: pertama, sejarah peradaban Islam
merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu
periode kekuasaan Islam mulai dari periode nabi Muhammad Saw sampai perkembangan
kekuasaan Islam sekarang. Kedua, sejarah peradaban Islam merupakan hasil-hasil
yang dicapai oleh ummat Islam dalam lapangan kesustraan, ilmu pengetahuan dan
kesenian. Ketiga, sejarah perdaban Islam merupakan kemajuan politik atau
kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam
hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup
bermasyarakat.
Sedangkan
SKI adalah singkatan dari Sejarah Kebudayaan Islam yang merupakan sebuah mata
pelajaran pendidikan agama Islam yang diarahkan untuk mengenal, memahami,
menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way
of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, keteladan, penggunaan
pengalaman dan pembiasaan.
Berdasarkan pengertian di atas,
maka metode pengajaran SKI merupakan cara-cara yang ditempuh oleh para guru
dalam pelajaran SKI agar tujuan pelajaran SKI dapat tercapai. Ada pribahasa
yang mengatakan “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai
pahlawannya”. Atas dasar itulah betapa kedudukan sejarah amat penting dalam
suatu Negara dan agama. Selain itu nilai sejarah (history) menjadi salah
satu pondasi dasar dalam pembentukan pendidikan di suatu Negara yang bertujuan
untuk mengembang kan pendidikan secara optimal.[3]
Jadi dapat
disimpulkan betapa pentingnya pelajaran Tarikh dalam pendidikan formal untuk
menciptakan dan membangun generasi yang meneladani perjuangan dan pencapaian
para pahlawan islam dalam membela dan menyebarkan agama islam.
2.Metode yang bisa digunakan dalam
mengajar sejarah kebudayaan islam
Pengetahuan
tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab
berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat tergantung pada tepat atau tidaknya
metode mengajar yang digunakan oleh guru. Berbagai macam metode pembelajaran
yang dapat digunakan oleh guru terhadap semua mata pelajaran. Tidak ada metode pembelajaran yang terbaik untuk satu mata
pelajaran tertentu. Metode yang baik ditentukan oleh banyak faktor, salah
satunya adalah kesesuaian metode itu dengan karakteristik peserta didik dan
struktur dan jenis materi. Ukurannya baik tidaknya metode adalah terletak pada
seberapa efektif metode itu dipakai untuk menghantarkan peserta didik menguasai
kompetensi yang ditentukan. Salah satunya adalah mata pelajaran SKI. Metode yang dapat digunakan dalam
mata pelajaran SKI diantaranya adalah:
a.Metode
ceramah
Metode
ceramah ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan melalui penuturan
(penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Dalam metode ceramah proses belajar
mengajar yang dilaksanakan oleh guru umumnya didominasi dengan cara ceramah.
Jadi melalui metode ceramah ini guru menceritakan/menyampaikan
kejadian-kejadian masa lampau dan menjelaskan hikmah apa yang bisa diambil dari
sejarah tersebut.
b.Metode
tanya jawab
Metode
tanya jawab adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan menghasilkan
pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi yang ada dalam
pelajaran SKI. Metode Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi
topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi.
c.Metode
diskusi
Metode
diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi
melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang
pemecahannya sangat terbuka. Suatu diskusi dinilai menunjang keaktifan siswa
bila diskusi itu melibatkan semua anggota diskusi dan menghasilkan suatu
pemecahan masalah.
d.Metode
demonstrasi
Metode
demonstrasi adalah cara pengelolaan pembelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, benda yang sedang
dipelajari. Demontrasi dapat dilakukan dengan menunjukkan benda baik yang
sebenarnya, model, maupun tiruannya dan disertai dengan penjelasan lisan. Demonstrasi
akan menjadi aktif jika dilakukan dengan baik oleh guru dan selanjutnya
dilakukan oleh siswa. Metode ini dapat dilakukan untuk kegiatan yang alatnya
terbatas tetapi akan dilakukan terus-menerus dan berulang-ulang oleh siswa.[4]
e. Metode Timeline (Garis Waktu)
Metode ini tergolong tepat untuk pembelajaran sejarah
karena di dalamnya termuat kronologi terjadinya peristiwa. Dengan metode ini,
peserta didik bisa melihat urutan kejadian dan akhirnya juga bisa menyimpulkan
hukum-hukum seperti sebab akibat dan bahkan bisa meramalkan apa yang akan
terjadi dengan bantuan penguasaan Timeline beserta rentetan
peristiwanya.Timeline dipakai untuk melihat perjalanan dan perkembangan satu
kebudayaan oleh karena itu dia bisa dibuat panjang atau hanya sekedar periode
tertentu. Timeline untuk sejarah kebudayaan Islam bisa dibuat mualai dari zaman
Jahiliyah menjelang Islam. hadir sampai
pada saat ini; timeline juga hanya bisa dibuat menggambarkan perjalanan
peristiwa dalam satu kurun atau periode tertentu. Ini adalah metode survey
sejarah yang sangat baik karena peserta didik akan melihat benang merah atau
hubungan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
Langkah-langkah:
1. Sampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik dalam pembelajaran hari itu.
2. Tunjukkan pentingnya mempelajari sejarah melalui timeline.
3. Buat timeline dengan cara menarik garis lurus horizontal dan menuliskan
waktu tertentu dan beberapa kejadian penting yang terjadi di dalamnya. Waktu
berikutnya juga ditulis seperti cara titik waktu pertama dan begitu terus
sampai pada waktu tertentu yang sesuai dengan materi pembelajaran. Berikut ini
adalah contoh timeline yang dibuat
dengan cara yang sedikit berbeda pada masa nabi sampai menjelang hijrah.
Timeline yang ditulis dengan format satu tahun satu
peristiwa penting.
4. Jelaskan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada tahun-tahun
tertentu dan menjelaskan hubungannya dari tahun ke tahun.
5. Adakan tanya jawab mengenai peristiwa-peristiwa dan hubungannya satu
dengan yang lain.
6. Buat kesimpulan.
7. Minta peserta didik untuk membuat timeline yang berhubungan dengan
mereka masing-masing mulai dari lahir sampai saat ini.
f.Metode
concept map (peta konsep)
Peta konsep adalah cara yang praktis untuk
mendeskripsikan gagasan yang ada dalam benak. Nilai praktisnya terletak pada
kelenturan dan kemudahan pembuatannya. Guru bisa memanfaatkan peta konsep untuk
dijadikan sebagai metode penyampaian materi sejarah. Penyampaian materi dengan
peta konsep akan memudahkan siswa untuk mengikuti dan memahami alur sejarah dan
memahami secara menyeluruh. Peserta didik sendiri nantinya yang akan membuat
kaitan antara satu konsep dengan lainnya. Peta konsep sangat tepat dipakai
untuk pembelajaran sejarah karena banyak konsep yang harus dikuasai oleh siswa
untuk mengembangkan proses berpikir. Dengan peta konsep, peserta didik tidak
akan mengingat dan menghafal materi sejarah secara verbatim, kata per-kata.
Mereka punya kesempatan untuk membangun kata-kata mereka sendiri untuk
menjelaskan hubungan satu konsep dengan lainnya. Di samping itu, Peta konsep
bisa mengatasi hambatan verbal atau bahasa untuk menyampaikan gagasannya dan
dalam saat yang sama bisa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
pada akhirnya akan mendorong kemampuan verbalnya, penggunaan kata-kata untuk
menyampaikan gagasannya.
Terkadang istilah Peta Konsep (Concept Map)
disejajarkan dengan Peta Pikiran (Mind Map). Keduanya memang mempunyai kesamaan
dalam hal pembuatannya keduanya menggunakan cara kerja pembuatan peta. Sedikit perbedaan
yang bisa digaris bawahi adalah bahwa Peta konsep lebih cenderung dipakai untuk
menyampaikan gagasan-gagasan ilmiah yang menjadi kesepakatan umum, sementara
itu, Peta Pikiran lebih bersifat personal, yaitu untuk menggambarkan ide-ide
atau segala yang ada dalam pikiran seseorang. Peta pikiran merupakan metode
yang sangat bagus untuk mencurahkan gagasan.[5]
Langkah-langkah:
a. Jelaskan tujuan pembelajaran dan sebutkan jenis kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik.
b. Kaitkan materi yang akan dipelajari dengan keadaan peserta didik dan
tunjukkan pentingnya mempelajari materi sejarah ini untuk kehidupan mereka.
c. Tunjukkan pentingnya cara belajar dengan Peta Konsep dan berikan
contoh-contohnya, artinya cukup tuliskan setiap gagasan yang ada dalam pikiran
ke dalam papan atau kertas. Minta semua peserta didik untuk menuliskan satu
kata, konsep, gagasan, atau perasaan yang sekarang dirasakan. Dan tanyakan
diakhir pelajar kenapa mereka menuliskannya dan diskusikan sebentar.
d. Buat sebuah gambar yang melambangkan topik utama sekaligus merupakan
garis besar di tengah atau di atas kertas kalau hubungan antar konsepnya
bersifat hirarkis, seperti silsilah keturunan. Setiap kali membuat gambar atau
garis, jelaskan maksud dan hubungannya.
e. Buat garis tebal berlekuk-lekuk yang menyambung dari gambar di tengah
kertas ke masing-masing cabang untuk setiap ide utama yang ada atau sebagai
subjek. Cabang utama dalam mind map melambangkan sub topik utama.
f. Beri nama pada setiap ide di atas atau boleh juga menambahkan
gambar-gambar kecil mengenai masing-masing ide tersebut. Hal ini dilakukan
untuk merangsang penggunaan kedua sisi otak.
g. Dari setiap ide yang ada, tarik garis penghubung lainnya, yang menyebar
seperti cabang-cabang pohon. Kemudian tambahkan buah pikiran ke setiap ide
tadi. Cabang-cabang tambahan ini melambangkan detail-detail yang ada.
h. Buat kelompok untuk mendiskusikan Peta Konsep yang dibuat guru dipapan
tulis dan minta salah satu dari masing-masing kelompok menjelaskan atau membaca
Peta Konsep itu dalam kelompoknya secara bergantian. Contoh :
g.Metode
role playing ( bermain peran )
Bermain peran bisa berbentuk memerankan dialog
tokoh-tokoh dalam sejarah atau memerankan diri atau kelompok sebagai ahli
sejarah. Bentuk yang pertama bisa mengajak peserta didik untuk menjiwai
karakter atau tokoh sejarah. Dengan cara ini, siswa merasakan dirinya sebagai
aktor sejarah dan akan sangat berkesan bagi mereka. Dialog-dialog yang dipakai
diusahakan untuk sederhana dengan tanpa meninggalkan gagasan-gagasan utamanya.
Langkah-langkah:
1. Susun/siapkan skenario beberapa hari minimal satu minggu sebelum tatap
muka.
2. Tunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum
kegiatan pembelajaran.
3. Bentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 siswa atau sesuai dengan
kebutuhan.
4. Beri penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5. Panggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk memainkan skenario yang
sudah dipersiapkan.
6. Minta masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan.
7. Beri kertas kepada peserta didik sebagai audiens setelah selesai
pementasan untuk membahas masalah yang diangkat.
8. Minta masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
9. Berikan kesimpulan secara umum.
h.Metode
avtive knowledge sharing ( aktif berbagi pengetahuan )
Ini adalah satu yang dapat membawa
peserta didik untuk siap belajar dengan efektif dan melibatkan unsur afektif.
Metode ini dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswa di samping
untuk membentuk kerja-sama kelompok.
i.Metode Storyboard telling (papan
cerita)
Papan cerita adalah salah satu
metode yang tepat untuk menyampaikan materi sejarah secara kronologis
(berurutan) karena kronologis adalah termasuk karakteristik sejarah. Metode ini
adalah penggabungan antara peta konsep, timeline dan narasi (bercerita) yang
fungsinya adalah untuk membantu pemaparan pengetahuan sejarah.
j.Metode Scramble (Kata acak)
Scramble
merupakan permainan yang digemari oleh semua orang tidak hanya menyusun kata
atau frase. Metode ini bisa mendorong peserta didik untuk berpikir secara aktif
dengan materi (kata teracak) yang ada. Peserta didik dianjurkan untuk tidak
menjawab pertanyaan secara langsung tapi dengan menyebut angka dari jawaban
yang kata-katanya teracak.
k. Information
Search (Pencarian informasi)
Metode ini bisa dipakai dalam
strategi pembelajaran inquiry. Pembelajaran diawali dengan pertanyaan yang
menggugah siswa untuk aktif mencari sendiri jawaban dengan cara bekerja sama
dengan siswa lainnya. Pertanyaan- pertanyaan yang diajukan oleh guru lebih baik
menyangkit informasi- informasi yang berhubungan dengan masalah sikap sehingga
bisa menimbulkan diskusi kelompok yang kondusif.
3.Faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam penetapan metode yang akan digunakan mengajar.
Dalam
menentukan metode pengajaran seorang guru tidak boleh gegabah dalam penetapan
metode yang akan digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tujuan yang hendak dicapai
Guru
haruslah mengetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapainya, supaya metode
dan media pendukungnya bisa digunakan secara optimal dan maksimal.
2. Audiens (siswa)
Seorang guru
hendaknya memperhatikan Audiens (siswa) terlebih dahulu sebelum menentukan
metode yang akan digunakan, karna jumlah dan karakter siswa, sangat berpengaruh
pada umpan balik dan tujuan yang diharapkan seorang guru.
3.Fasilitas
Fasilitas
menjadi pertimbangan yang sangat penting dalam penetapan metode pengajaran,
namun harus kita ingat fasilitas disini tidak hanya berkutat kepada materi
semata namun non materi seperti waktu yang diberikan untuk seorang guru dalam
menyampaikan materinya.
4. keunggulan dan kelemahan metode
tertentu
tidak ada satu
metode yang dapat dikatakan lebih baik karena metode-metode yang ada bisa
bersifat tidak efektif apabila tidak tercapainya tujuan yang diharapkan atas
dasar itulah hendaknya guru memperhatikan beberapa fakto-faktor yang telah di
jelaskan di atas.[6]
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Metode
pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Adapun
pentingnya belajar SKI yaitu untuk menciptakan dan membangun generasi yang
meneladani perjuangan dan pencapaian para pahlawan islam dalam membela dan
menyebarkan agama islam.
Dalam
pembelajaran SKI ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: ceramah, demonstrasi,
diskusi, tanya jawab, timeline, concept map, Role Playing (Bermain Peran),
Active Knowledge Sharing (Aktif Berbagi Pengetahuan), dan sebagainya sesuai
dengan materi apa yang ingin disampaikan ketika pelajaran SKI belangsung.
Faktor-Faktor
Yang Harus Diperhatikan Dalam Penetapan Metode Yang Akan Digunakan dalam
mengajar : Tujuan yang hendak dicapai, Audiens (siswa), Fasilitas, keunggulan
dan kelemahan metode tertentu.
B.Saran
Demikianlah
penyusunan makalah ini, kami berharap dengan adanya penyusunan makalah ini
dapat memberikan tambahan ilmu yang bermanfaat sehingga menjadikan kita manusia
yang senantiasa beriman kepadanya. Jika terdapat beberapa kesalahan dalam penyusunan
makalah ini kami memohon maaf yang sebesar-besarnya karena tidak ada yang
sempurna di muka bumi ini, dan jika terdapat beberapa hal yang mampu untuk
diberi masukan dan lain-lain, kami memohon untuk memberi masukan, dan saran
sehingga dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih baik lagi.
REFERENSI
Atabik Ali , Kamus Kontemporer Arab
Indonesia Cet. VIII ,Yogyakarta : Multikarya Grafika,2003.
Hanafi
, Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta pusat : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,2009.
Prawiradilaja
. Prinsip Disain Pembelajaran: Instructional Design Principles , Jakarta : Kencana,2008.
Ramayulis. Metodologi Pengajaran Agama
Islam. Jakarta : Kalam Mulia, 2001
.
Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta,2008.
Warson, Ahmad. Kamus al-Munawwir, Yogyakarta
: PP. Al-Munawwir Krapyak,1984.
http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/pengertian-metode.html Diakses
Tanggal 06 Desember 2014, Pukul 15:07 WITA.
http://alhafizh84.wordpress.com/2010/01/04/sejarah-kebudayaan-Islam/
Diakses Tanggal 06 Desember 2014, Pukul 15:07 WITA.
https://www.google.com/search?q=gambar+peta+konsep+atau+map+mapping+sejarah&client=firefox-
Diakses
Tanggal 06 Desember 2014, Pukul 17.13 WITA.
[1] Ahmad
Warson, Kamus al-Munawwir,( Yogyakarta
,1984), PP. Al-Munawwir Krapyak.
[2] Atabik
Ali, Kamus Kontemporer Arab Indonesia Cet.
VIII (Yogyakarta, 2003 ), Multikarya Grafika.
[3] Hanafi ,
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. ( Jakarta pusat, 2009 )Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam .
[4]
Roestiyah N.K. Strategi Belajar Mengajar.
( Jakarta , 2008 ) Rineka Cipta.
[5] Prawiradilaja
. Prinsip Disain Pembelajaran: Instructional
Design Principles. ( Jakarta, 2008 ),Kencana.
[6]
Ramayulis. Metodologi Pengajaran Agama Islam.
( Jakarta : Kalam Mulia, 2001 ).
Langganan:
Postingan (Atom)